"Kamu lagi ngapain?" tanyanya. Dia melihat Audrey dengan curiga.
Laki-laki itu tinggi. Berdada bidang dan sepertinya dia juga akan berenang karena dia memakai baju renang dengan kaos putih di luarnya.
"Kalau aku mau masuk ke sini, caranya gimana?" tanya Audrey.
"Anak baru?"
Audrey mengangguk.
"Udah ketemu Pa Slamet?" Dia bertanya sambil menempelkan kartu miliknya. Pintu ruangan itu pun terbuka.
"Belum, aku baru datang hari ini, " Audrey memberi tahu.
Laki-laki itu hendak masuk, Audrey melihatnya dengan penasaran.
"Mau llihat ke dalam?" laki-laki itu sepertinya kasihan melihat Audrey yang sangat penasaran.
Audrey tersenyum dan mengangguk.
Laki-laki itu kemudian menahan pintu yang akan menutup. Audrey buru-buru masuk.
"Kamu boleh lihat-lihat sebentar, Lalu kalau mau ke luar, Kamu bisa pencet tombol di samping pintu itu, " laki-laki itu menjelaskan."Nama kamu siapa?"
"Audrey, Kelas 10, " jawab Audrey sambil mengulurkan tangan.
"Andrew, Kelas 12, " Andrew menjabat tangan Audrey. "Kamu atlet renang?"
"Iya"
"Berarti kamu junior aku, " Andrew memberi tahu. "Aku ketua tim Renang."
"Oh, " Audrey kaget. Ternyata dia bertemu dengan seniornya dengan cepat.
Audrey memperhatikan Andrew, "Ka Andrew ikut kejuaraan waktu di Thailand juga kan?" Audrey merasa pernah melihatnya dan mendengar namanya.
Dia mengangguk, "Kamu juga?"
"Iya, tapi aku nggak menang, " Audrey merasa malu. Dia sering memenangkan kejuaraan renang, tapi ketika itu dia sedang tidak fit. Dia kalah dengan sedikit selisih waktu.
"Menang kalah itu biasa, Nanti kamu juga bisa ikut kejuaraan lagi, Kamu latihan saja yang giat," Dia memberi Audrey semangat.
Dia kemudian meninggalkan Audrey untuk berganti baju. Audrey pun berjalan ke bangku penonton, Audrey melihat beberapa orang sedang latihan.
Kak Andrew kemudian terlihat berjalan menuju kolam, dia melakukan pemanasan sebentar lalu terjun ke kolam. Audrey rasanya ingin ikut terjun ke kolam, dirinya sudah ingin merasakan segarnya air kolam. Audrey manyun, dia bersabar, besok dia pasti sudah bisa berenang.
Ketika kembali ke ruang asramanya, Audrey bertemu dengan beberapa orang yang akan menjadi teman ruangannya. Audrey berkenalan dengan mereka.
Yang pertama Audrey kenal Adalah Reya. Dia cantik, dengan rambut hitam panjang dan bertubuh langsing. Dia juga tinggi setinggi Audrey. Dia adalah penari balet, Reya masuk ke sekolah ini karena sekolah ini tidak hanya fokus pada pelajaran akademik, tapi juga pada bakat setiap siswa. Dan di sekolah ini juga setiap siswa di beri ruang untuk latihan lebih banyak. Jadi Reya memutuskan masuk ke sekolah ini karena dia tidak perlu ribet meminta izin tidak masuk sekolah untuk mengikuti berbagai kompetensi tari.
Indy adalah atlet bulutangkis. Badannya cukup gempal dan tidak terlalu tinggi, rambutnya juga pendek, dia berotot dan terlihat sangat bugar.
Mira adalah atlet atletik. Dia bertubuh kecil dan berambut sebahu. Dengan melihat perawakannya saja, sepertinya Mira memang bisa berlari sangat kencang dan menghilang begitu saja ketika di trek lari. Dia sama seperti Reya dan Indy, masuk ke sekolah ini karena sekolah ini memberi ruang lebih banyak untuk latihan.
Windy adalah penerima beasiswa seperti Audrey. Dia pintar dan sudah akselerasi 2x. Dia lebih muda 2 tahun dari pada Audrey dan teman-teman yang lain.
Diantara keempat orang teman asrama Audrey, ternyata tidak ada teman sekamarnya. Indy dan Mira satu kamar. Reya katanya akan sekamar dengan Valerie tapi dia belum datang. Sedangkan Windy sendiri. Audrey akan sekamar dengan seseorang, tapi Audrey dan teman-teman yang lain belum bertemu dengannya.
Audrey masuk ke kamarnya ketika dia sudah berkenalan dengan teman-teman ruangan asramanya. Begitu masuk ke kamar, Audrey menyadari ada yang berbeda. Ada koper disana, tapi pemiliknya tidak terlihat. Audrey melihat tulisan nama di setiap kopernya. Gisca Putri.
Oh, ini nama anak yang akan sekamar dengan Audrey, batin Audrey senang, semoga anaknya baik dan meyenangkan. Audrey melihat Koper Gisca yang berjumlah 3 dan semuanya besar. Audrey tidak yakin, jika isinya di keluarkan apa bisa cukup dalam satu ruangan tidur mereka. Audrey berfikir positif, mungkin nanti dia tidak akan mengeluarkan semua isi kopernya, mungkin hanya sebagian yang akan dia pajang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Audrey 1
FantasyDi sekolah barunya, Audrey diharuskan untuk masuk ke dalam sebuah klub extrakurikuler. Karena tidak memiliki teman Audrey tidak mendaftar klub apapun. Akan tetapi tiba-tiba saja namanya terdaftar sebagai anggota klub extrakurikuler Magic. Dia tidak...