41. Bukti si pencuri

20 3 0
                                    

Audrey, cedric, Aaron dan Gisca langung memandangi tempat Arsenio berada, mereka penasaran bagaimana wajah Arsenio ketika mendengar percakapan Valerie dan Gisca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Audrey, cedric, Aaron dan Gisca langung memandangi tempat Arsenio berada, mereka penasaran bagaimana wajah Arsenio ketika mendengar percakapan Valerie dan Gisca.

"Kamu pasti cemburu karena aku dan Arsenio sering bertemu," Valerie membuat Reya semakin emosi. Dengan gerakan Cepat Reya menerjang Valerie, dia menarik rambut Valerie dan mengambil CD yang dia pegang dengan paksa. Audrey yang melihanya kaget. Lalu dengan spontan Audrey menjauhkan Valerie dan Reya. Valerie akan jatuh ke belakang tapi Arsenio menangkapnya dengan cepat, Reya terbanting ke lemari. Reya kaget karena melihat Arsenio yang muncul tiba-tiba. Dia juga merasa aneh karena seperti ada yang menarik tubuhnya menjauhi Valerie. Reya melihat ke sekeliling ruangan. Lalu dia semakin kaget karena melihat Gisca yang ada di atas lemari. Gisca pun melompat ke bawah dan membantu Valerie.

"Sejak kapan kalian ada di ruangan ini?" Reya bertanya dengan ketakutan.

"Sejak tadi kita sudah ada di sini kok, kita juga mendengarkan alasan kamu mencuri kalung Valerie dan cemburu dengan Valerie," Gisca melirik Arsenio. Arsenio tidak bereaksi apapun. Reya malu, ternyata orang yang menjadi alasan dia cemburu dengan Valerie ada di sini dan mendengarkan percakapan mereka.

"Kalian nggak akan bisa melaporkan aku sama Miss Intan dan Mrs. kinanti, kalian nggak punya bukti, " Reya kemudian membuka tempat CD yang tadi dia ambil dari tangan Valerie, dan hendak mematahkan isinya. Tapi CD itu terlepas begitu saja dari tangannya. CD itu terjatuh ke lantai. kemudian bergeser sendiri ketika Reya akan mengambilnya dari lantai. Reya bingung, dia mencoba mengambilnya kembali, tp CD itu tiba-tiba berpindah ke tangan Valerie.

Reya ketakutan.

"kalian aneh!!" Reya menuduh Valerie dan Gisca, " Di ruang Asrama kalian sering berbicara sendiri, kalian gila ya?"

"Nggak gila sih..kita berdua Cuma bisa melihat dan berbicara dengan makhluk selain manusia, " Gisca memberi tahu Reya. Reya merasa semakin takut dan merinding, dia mengusap lengannya secara spontan.

"Di dekat kamu ada satu tuh.." Valerie menunjuk, Reya melihat ke belakang, ke kanan ke kiri lalu ke atas dengan panic. Dia ingin menangis karena benar-benar takut.

Audrey yang ada di sebelah Cedric juga menciut. Dia takut dengan makhluk yang di sebutkan Valerie. Cedric merasakan ketakutan Audrey. Dia melirik Audrey, kenapa Audrey ikut ketakutan? Padahal tidak ada apa-apa disana, Valerie berbohong pada Reya.

Malam itu juga, Gisca dan Valerie membawa Reya kepada Miss Intan. Mereka berdua melaporkan kejadian sebenarnya dan memberikan bukti berupa video. Video itu video rekaman Aaron. Video rekaman Arsenio tidak bisa di gunakan karena tidak ada. Arsenio berlari dengan cepat ketika menolong Valerie. Dia lupa untuk menyimpan hasil rekamannya. Teman-teman Arsenio menyayangkannya. Mereka kesal tapi juga merasa kasihan Karena pengorbanan Arsenio untuk bersembunyi dan memegang HP selama hampir 1 jam itu ternyata sia-sia. Aaron sempat tertawa dan bercanda menyebut Arsenio stupid. Untung saja mereka tidak bertengkar karena dia sendiri juga merasa kalau dirinya bodoh dan ceroboh.  


Minggu pagi, orang tua Audrey datang ke sekolah. Mereka menemui Audrey untuk memberikan HP Baru dan membawakan tas serta sepatu. Audrey senang, Audrey bahagia, dia senang karena akhirnya memiliki HP, tas dan sepatu lagi, dia juga bahagia karena bertemu orang tuanya. Dia sangat rindu sekali dengan Ibu dan Ayahnya. Ailey adik perempuannya juga ikut, dia penasaran dengan sekolah Audrey dan memaksa untuk ikut. Ailey dan Audrey terpaut 2 tahun, saat ini Ailey masih duduk di kelas 2 SMP.

"Sekolah teteh (kakak) bagus.." Ailey memuji. Tumben sekali dia memuji apa yang Audrey pilih. Biasanya dia malah mengejek dan berlawanan dengan Audrey. Waktu Audrey ingin bersekolah di sekolah ini, Audrey sempat takut tidak mendapatkan beasiswa, dan dia dengan santainya bilang sekolah yang Audrey pilih itu sekolahnya terpencil, sekolah elit tapi akses sulit, ngapain sekolah di situ. Audrey kesal sih, tapi kalau Audrey tidak kesal dengan Ailey, rasanya juga aneh.

"Jangan berharap bisa sekolah disini, ya! " Audrey memperingatkan adiknya. Audrey serius, dia tidak ingin Adiknya tahu kalau Audrey punya kekuatan. Dia juga tidak ingin Adiknya jadi target kejahilan siswa yang memiliki keuatan.

"Dih, mana mau aku satu sekolah sama teteh!" ucapnya membuat Audrey lega.

Kepala sekolah Audrey bertemu dengan orang tua Audrey untuk berbicara tentang kejadian pencurian kalung di Sekolahnya. Mereka tidak menutupi masalah itu dari orang tua siswa yang terlibat, termasuk orang tua Audrey yang sempat di curigai. Pihak sekolah meminta maaf dan sangat bangga karena Audrey dapat membuktikan kalau dia tidak bersalah dan juga dapat menyelesaikan persoalan tersebut bersama-sama dengan teman-temannya. Ayah dan Ibu Audrey sempat kaget, kesal, tapi juga tetap menyerahkan yang terbaik kepada pihak sekolah. Audrey terlihat senang dan bahagia bersekolah di sini, oleh karena itu orang tuanya akan mendukung Audrey sekuat tenaga.

Orang Audrey berjalan-jalan ke taman dekat danau yang sering Audrey kunjungi akhir-akhir ini. Audrey memang berniat menunjukan pemandangan yang paling dia sukai kepada orang tuanya yang juga jarang pergi ke tempat-tempat yang sejuk dan menyegarkan mata. Ibunya takjub. Ayahnya juga senang dengan pemandangan gunung dan danau. Hanya Ailey yang terlihat biasa saja. Dia malah lebih tertarik dengan pohon besar yang menjadi tempat bercerita anak-anak sekolah Audrey yang kesepian. Pohon curhat, ternyata pohon itu punya nama yang baru Audrey ketahui setelah berbicara dengan Kak Andrew.

Audrey mengalihkan pandangan Ailey yang terus memilhat pohon itu.

"Kamu keluar dari tim perisai diri sekolah? " Audrey ingin tahu. Beberapa hari sebelum HP Audrey mati, ibunya bercerita kalau Ailey berhenti ikut klub perisai diri di sekolahnya. Perisai diri adalah salah satu perguruan pencak silat di Indonesia. Ailey sudah masuk tim perisai diri dari dia kelas 1 SD. Dia senang memukul dan menendang jika bertengkar dengan kakaknya. Dia juga punya tenaga yang cukup besar untuk membuat temannya menangis jika mereka bertengkar. Jadi Orang tuanya memasukan Ailey ke kelas perisai diri untuk menyalurkan bakatnya. Sekarang dia sudah di sabuk merah. sayang sekali jika Ailey berhenti.

"Iya, ada pelatih baru di sekolah, aku nggak suka, dia pilih kasih," Ailey menjawab santai. Audrey geleng-geleng. Banyak alasan Ailey keluar dari tim perisai diri sekolah. Dulu juga dia keluar dari tempat les berenang karena dia tidak suka dengan temannya. Terserah deh, tapi Audrey jadi sedikit lebih lega karena Ailey tidak punya alasan untuk masuk ke sekolahnya. Dia tidak akan mendapatkan beasiswa dan orang tuanya tidak akan memiliki biaya untuk memaskuan Ailey ke sekolah Audrey.



Magic Audrey 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang