53. Hari terakhir di Asrama

21 3 0
                                    


"Aku yakin mereka backstreet," Mira yang selalu kebetulan melihat Valerie dan Arsenio berdua berkata dengan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku yakin mereka backstreet," Mira yang selalu kebetulan melihat Valerie dan Arsenio berdua berkata dengan serius.

"Tapi kita sudah pernah tanya sama Valerie kan, dan dia bilang mereka hanya teman dari kecil, " Indy meyakinkan diri sendiri.

"Menurut kalian gimana?" Mira bertanya pada Audrey dan Windy.

Mereka berempat sedang duduk santai di ruang tengah asrama mereka. Setelah Reya keluar sekolah mereka berempat sering mengobrol di ruang tengah, sedangkan Valerie dan Gisca jarang ikut karena mereka berdua punya jadwal yang berbeda dengan mereka berempat.

Audrey teringat dengan kata-kata Dokter Farhan yang mengatakan kalau Valerie dan Arsenio tidak mungkin pacaran. Mereka hanya sahabat dari kecil, tapi kenapa tidak mungkin? Sahabat kan bisa jadi pacar.

"Audrey!" Mira memanggil, Audrey ternyata melamun, "Kamu kan pernah deket sama Arsenio, menurut kamu mereka gimana?"

"Hmm..." Audrey juga tidak yakin, "nggak tahu, aku nggak pernah tanya dan nggak peduli juga sih, kalau mereka pacaran juga ngga apa- apa sih menurutku, "

"Beneran nggak peduli? Bukannya kamu pernah ngecengin Arsenio?"

"Hah? Kapan aku pernah ngecengin Arsenio?" pertanyaan Indy membuat Audrey kaget.

"Waktu kasus Reya, kamu kan bilang dikasih sepatu, tas sama HP sama Arsenio padahal itu di kasih sama Cedric" Indy mengingatkan.

Audrey tertawa, dia sedikit malu. Gara-gara Arsenio teman-temannya jadi salah faham. Tapi Audrey akui, dulu Audrey sempat terkesima dengan kebaikan Arsenio.

"Aku cuma nerima kebaikan dia aja, bukan berarti aku ngecengin dia," Audrey membela diri, dia yakin dia tidak akan terkesima lagi dengan Arsenio. Harus yakin, Audrey bertekad.

"Ya..ya..ya.." Indy tidak percaya, Mira dan Indy melempar senyum mengejek, sedangkan Windy hanya diam, dia pura-pura fokus dengan bukunya.

"Jangan-jangan kamu lagi yang diam-diam ngecengin Arsenio, " Mira melihat Windy yang terlihat serius padahal mendengarkan percakapan mereka dengan seksama.

"He's not my type," windy berkata santai.

Mereka bertiga agak kaget karena windy berkata tentang tipe cowonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bertiga agak kaget karena windy berkata tentang tipe cowonya.

"Aku suka cowo, Smart, funny dan friendly," dia tersenyum. Indy, Mira dan Audrey merasa kalau Windy sedang menyukai seseorang. Mereka jadi ikut tersenyum dan merasa gembira, Windy sudah mau sedikit terbuka.

"who is he?" Audrey bertanya hati-hati. Mendengarkan Windy mengatakan tipe cowonya saja membuat mereka amazing. Jadi kalau windy tidak mau mengatakan siapa orangnnya, mereka maklum. Windy bukan tipe yang banyak bercerita, tapi Audrey penasaran.

Dia tersenyum lagi, dan pandangannya menerawang, dia benar-benar sedang jatuh cinta, "you know him," ucapnya membuat Audrey mengerutkan dahi. Dia memikirkan siapa kira-kira orang yang Audrey kenal dan membuat Windy jatuh cinta?!

Windy kemudian menutup bukunya, memeluknya dan meninggalkan mereka bertiga dengan penuh tanda tanya.

Indy dan Mira memandangi Audrey, berharap dapat jawaban. Audrey menggeleng, Audrey tidak ada ide siapa teman Audrey yang juga di kenal windy.

Mira dan Indy menyerah untuk memikirkan siapa cowo yang sedang di sukai windy. Indy ke dapur untuk membuat minuman. Sedangkan Mira membuka Hpnya. Audrey masih memikirkan cowo yang sedang disukai windy.

"who is he?" Audrey mengulang pertanyaannya. Mira tidak mengiraukannya, dia terlarut dengan Hpnya. Dia bertanya bukan untuk ditanyakan pada Windy lagi, tapi lebih bertanya pada dirinya sendiri. Audrey kenal dengannya? Cedric? Tapi dia nggak lucu, dan jauh dari friendly. Bukan Arsenio..kemudian satu nama terlintas dan sepertinya cocok dengan deskripsi sifat yang di sebutkan Windy. Mata Audrey membulat, dia tahu siapa cowo yang sedang di sukai Windy!

Minggu ujian telah berlalu. Pembagian hasil kegiatan belajar selama 1 bulan juga sudah, Audrey mendapatkan nilai cukup bagus dalam praktek. Tapi dalam materi dia harus lebih berusaha lagi.

Mereka semua sudah mengepak koper dan membawa tas. Mereka berdiri di depan gedung sekolah untuk naik bis sekolah yang akan mengantar mereka ke stasiun, bandara, terminal, atau lokasi yang sudah di tentukan. Audrey akan naik bis sekolah lalu akan turun di stasiun. Dia akan naik kereta api ke Bandung sendiri. Dia sudah dipesankan tiket oleh orang tuanya. Audrey sudah dipercaya untuk mandiri dan bisa bepergian sendiri. Mira juga akan naik kereta api. Mira berasal dari daerah jawa tengah, keluarga Ayahnya ada di Jakarta, tapi keluarga ibunya berada di Jawa tengah. Sedangkan Indy akan ke bandara. Indy berasal dari makasar, kakak tertua Indy ada di Bogor, tapi orang tua Indy ada di Makasar. Windy, Valerie dan Gisca berasal dari Jakarta. Jakarta dan Bogor cukup dekat, jadi mereka di jemput dengan kendaraan pribadi. 

Magic Audrey 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang