Audrey makan siang bersama Aaron.
"Sabtu ini kamu nggak akan ke ekskul magic?" Aaron memastikan.
Audrey menggeleng, "engga, Aku mau pindah ekskul. Aku belum bilang wali siswa sih, tapi pokoknya besok aku nggak akan datang kesana, " Audrey berkata dengan sungguh-sunguh."kamu betah di ekskul florist?"
"Betah. Dan karena waktu ekskulnya beda dengan ekskul Magic, Aku kayaknya akan ikut ekskul Magic. " Aaron memberi tahu.
"Hah?" Audrey kaget. 1 ekskul saja Audrey tidak sanggup. Aaron malah akan memilih 2?!
"Kamu yakin?"
"Yakin!" Aaron mengangguk. Di sekolah Audrey setiap siswa memang bisa memilih lebih dari 1 ekskul asalkan tidak bentrok dan tidak mengganggu kegiatan belajar. Tapi jarang sekali siswa yang punya 2 ekskul sekaligus.
"Kamu ikut ekskul Magic karena kamu punya kekuatan?"
"Iya, Selain itu aku juga bisa lebih lama bersama seseorang, " Aaron tersenyum. Aaron sepertinya menyukai seseorang, Audrey ingin bertanya, tapi dia takut di kira kepo.
"Soal kekuatan. Kekuatan kamu apa sih?" Audrey bertanya hati-hati.
Dia melihat Audrey, lalu kemudian melihat jendela.
"Kalau kamu nggak mau kasih tau, nggak apa-apa kok.." Audrey takut Aaron merasa tidak nyaman.
Aaron masih melihat jendela. "Ikut aku keluar," ajaknya, Aaron kemudian mengambil tas.
Audrey ikut mengambil tasnya juga sambil memeriksa waktu istirahat mereka. Masih setengah jam lagi kelas mereka di mulai. Audrey mengikuti Aaron yang berjalan ke luar gedung menuju taman terbuka di dekat Aula sekolah.
"Kita mau kemana?" Audrey bertanya. Dia berhenti di tengah taman, dia takut akan di bawa Aaron masuk ke taman lebih dalam. Taman yang lebih dalam itu biasanya digunakan untuk pelajaran biologi tapi Audrey belum pernah masuk ke sana. Aaron sepertinya tahu taman ini karena di gunakan untuk klub florist.
Aaron berbalik, Dia kemudian mengeluarkan payung.
Lagi-lagi Aaron mengeluarkan payung. Fikir Audrey aneh. Dia melihat ke langit, terik. Matahari bersinar cerah. Lalu awan-awan mulai datang perlahan dan menutup langit yang cerah. Audrey memicingkan mata. Apa penglihatannya salah? Aaron mendekatinya. Dia memasang payung diatara mereka, kemudian rintik air turun di atas payung mereka.
Hujan?!
"kamu yang manggil hujan?" Audrey bertanya takjub.
"Aku nggak manggil, cuma mindahin.." Dia tersenyum. Aaron memandangi langit lagi, cukup lama. Lalu kemudian hujan berhenti dan langit berubah cerah kembali.
Aaron menurunkan payungnya, masih tersenyum dan kemudian berjalan ke arah sekolah. Sebentar lagi mereka akan masuk kelas. Audrey mengikuti.
"Mindahin hujan tuh maksudnya gimana?" Audrey bingung.
"Aku bisa ngerasain perbedaan udara, Aku bisa ngerasain perubahan angin. Hujan serta panas itu kan di pengaruhi angin. Makanya aku tahu kapan akan hujan dan kapan akan terang. Dan yah dengan komunikasi ku dengan alam, angin bisa nurut sama aku. "
Audrey ingin tertawa dengan kata-kata Aaron mengenai komunikasi dengan Alam dan angin yang menurut kepadanya, tapi dia percaya kalau Aaron memang punya kekuatan alam.
"Jadi kekuatan kamu apa?" dia bertanya.
Audrey terdiam. Sungguh, dia sendiri tidak tahu kekuatan dirinya apa.
"I don't know..beneran aku nggak tau. Aku merasa aku nggak punya kekuatan yang kalian maksud, like magic or supranatural. Tapi anak-anak yang ikut magic kemarin nggak percaya. "
Aaron berhenti, dia berbalik pada Audrey.
"Aura kamu tuh beda, kamu punya aura yang kuat. Makanya kita yang punya kekuatan tahu kalau kamu itu punya sesuatu yang kuat, " Aaron membuat Audrey teringat perkataan Arsenio.
"Cedric mendengar dari kakeknya kalau kamu punya kekuatan yang paling di takuti. Paling beda dan luar biasa. "
Tapi dia tidak tahu kekuatannya apa!
"Waktu kamu tahu kamu punya kekuatan, caranya gimana?" Audrey penasaran. Siapa tahu dia bisa memakai cara seperti Aaron untuk mengetahui kekuatannya.
"Dulu waktu kecil aku suka main bola, terus sering kesal karena hujan, aku jadi nggak bisa main bola. Aku pernah ngamuk dan mengusir angin dan hujan, kemudian hujannya pergi. Aku fikir itu kebetulan. Karena setelah beberapa kali aku usir hujan, hujannya nggak pernah berhenti lagi, "Aaron tersenyum mengingat masa itu, "lalu, ketika Ayah ku meninggal, aku ingin menangis, tapi aku tahan karena malu. Aku memohon supaya hujan turun dan menyamarkan air mataku. Permohonannku terkabul, aku akhirnya jadi mengerti bagaimana berkomunikasi dengan angin, " Aaron menjelaskan.
"Sorry to hear that.." Audrey ikut merasa sedih ketika mendengar bahwa ayah Aaron sudah meninggal.
"Its ok, itu udah lama, waktu aku SD. Aku sama ayahku jarang ketemu karena dia kerja di luar kota, dia selalu beliin aku mainan ketika pulang. Aku fikir aku sedih karena itu, aku baru mengerti setelah beliau nggak ada, ternyata aku sedih bukan hanya karena nggak dibeliin mainan, tapi karena dia nggak ada, dan aku juga nggak bisa mendapat penjelasan tentang kekuatanku. Aku masuk sekolah ini karena aku ingin tahu jejak beliau waktu masih muda. Ayahku dulu sekolah di sini, " dia memberitahu Audrey.
Audrey hanya diam mendengarkan. Dia tidak tahu cara menghibur Aaron, tapi dia sedikit mengerti tentang kekuatan yang dimiliki seseorang, kekuatan tidak bisa langsung di ketahui dan dikendalikan, kekuatan harus di uji dan di coba. Tapi apa yang harus Audrey coba?
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Audrey 1
FantasyDi sekolah barunya, Audrey diharuskan untuk masuk ke dalam sebuah klub extrakurikuler. Karena tidak memiliki teman Audrey tidak mendaftar klub apapun. Akan tetapi tiba-tiba saja namanya terdaftar sebagai anggota klub extrakurikuler Magic. Dia tidak...