Audrey memperhatikan cowo yang baru saja datang itu. Dia juga tinggi, lebih putih dari cowo yang sedang duduk, dan memakai kacamata. Tubuhnya juga cukup ideal. Dia tidak kalah menarik dengan cowo di belakangnya. Audrey memperhatikan dia lagi, sepertinya Audrey tau siapa dia. Tapi Audrey tidak ingat. Audrey mengingat-ingat cowo-cowo yang pernah sekelas dengannya, tidak ada yang mencolok seperti dia. Lalu kemudian dia teringat, dia cowo yang tadi pagi menabrak Audrey! Tapi, tadi dia tidak pakai kacamata. Audrey meliriknya lagi, Audrey ingin memastikan bahwa dia cowo yang tadi pagi. Cowo yang duduk di belakanya memperhatikan Audrey. Audrey terdiam, dia ketahuan melirik temannya. Sepertinya dia tidak ingat kalau Audrey adalah cewe yang tadi pagi bertabrakan dengannya. Apa Audrey bertanya padanya? Audrey penasaran dengannya, apa dia juga ada memar? Audrey hendak meliriknya lagi, Tapi Mr. Elon yang melihat kursi sudah terisi semua langsung memulai kelasnya dengan ceria dan bahagia. Audrey pun mengurungkan niatnya. Cowo itu mungkin tidak ingin disapa Audrey, makanya dia diam saja.
Mr. Elon menjelaskan pelajaran sejarah dengan serius , santai dan sedikit humor, dia sepertinya menikmati setiap pelajaran yang dia berikan kepada murid-muridnya, dan itu membuat murid-muridnya menyukai pelajarannya.
"Kamu udah mutusin mau masuk klub extrakurikuler mana?" Aaron bertanya ingin tahu pada Audrey.
"Belum," Audrey menggeleng.
"Paling lambat di kumpulin kamis loh.."
"Kamu udah milih klub?" Audrey merasa Aaron tahu apa yang dia mau, dia ceria dan semangat dalam pelajaran dan sepertinya dia juga akan begitu dalam extrakurikuler.
"Udah dong, aku masuk klub florist,"
Jawaban Aaron membuat Audrey hampir saja menjatuhkan tumblernya, dia tadi sedang memasukan tumbler.
Audrey terdiam sebentar untuk mencerna perkataan Aaron.
"Florist..merangkai bunga?" Audrey memastikan, yang dia tahu klub florist itu kegiatannya merangkai bunga dan merawat bunga. Mungkin dengan tumbuhan yang lain juga sih, tapi kan itu bunga!
"Iya, aku udah ngincer klub itu dari awal masuk ke sekolah ini,"
Audrey merasa aneh, Aaron, menurut Audrey cowo biasa. Tidak seperti perempuan, dia normal, tapiii..ko suka bunga?! Audrey tidak ingin bertanya lebih lanjut, dia tidak ingin kehilangan teman yang bisa dia ajak bicara di dalam kelas.
Pelajaran kimia berlalu begitu saja. Audrey senang ada Aaron yang membantunya, Aaron itu pintar, sungguh sangat membantu dalam menterjemahkan kata-kata yang Audrey tidak mengerti.
"Kamu makan siang sama siapa?" tanya Aaron sambil membereskan bukunya.
"Biasanya sama temen Asrama aku..kamu?"
"Sendiri," Aaron menjawab.
"Mau bareng?"Audrey mengajak.
Dia melihat jam, "Duluan aja, Aku mau ke perpustakaan, " Aaron kemudian meninggalkan Audrey.
Audrey berjalan ke kantin sekolah sendirian. Indy dan Mira sudah makan setengah dari makan siang mereka ketika Audrey datang menghampiri.
"Yang lain kemana?" Tanya Audrey yang hanya melihat mereka berdua.
"Makan sama temen-temen sekelasnya mungkin, " Mira memberi tahu.
Iya sih, sekarang murid-murid baru pasti sudah lebih akrab dengan teman-teman sekelasnya, sedangkan Audrey baru punya teman Aaron. Dan itupun dia tidak makan bersama, karena Aaron harus ke perpustakaan.
Audrey kemudian makan bersama Indy dan Mira, lalu dia melihat dua cowo yang tadi sekelas dengan nya di kelas sejarah sedang mencari tempat duduk bersama seorang cewe yang memang Audrey kenal. Valerie! Berarti yang cowo kacamata itu katakan memang Valerie yang sama dengan yang Audrey fikirkan. Apa dia pacar Valerie?
"Siapa cowo-cowo yang bareng Valerie?" Indy bertanya, Indy dan Mira juga memperhatikan Valerie dan kedua cowo jangkung itu. Audrey menggeleng, dia memang tidak tahu cowo-cowo itu siapa.
"Katanya sih temennya Valerie dari SMP," Mira memberi informasi. Audrey merasa kagum dengan Mira yang tahu banyak Informasi mengenai sekolah dan murid-murid sekolah ini.
"Oh, pantes penampilannya beda, Prince looks.." Indy mengatakan hal yang baru untuk Audrey. Prince looks .
Oke, mereka memang seperti pangeran sih, dan itu membuat sebagian cewe-cewe di kantin berhenti makan untuk memperhatikan mereka.
"Kamu masuk klub mana untuk extrakurikuler?" Mira juga penasaran dengan klub yang akan dimasuki Audrey. Mereka bertiga sudah tidak memperhatikan Valerie dan dua teman cowonya.
Audrey masih belum memutuskan.
"Aku belum tahu mau masuk kemana.." Audrey menghela nafas.
"Aku sama Indy masuk klub fotografi, kamu mau ikut juga?" Mira menawarkan.
"Harus punya kamera, ngga?" satu hal yang Audrey ragu untuk masuk ke klub fotografi adalah alat yang di gunakannya.
"Harus sih, " Indy menjawab, "Itu salah satu syaratnya.."
Audrey langsung menyerah, Audrey tidak punya kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Audrey 1
FantasyDi sekolah barunya, Audrey diharuskan untuk masuk ke dalam sebuah klub extrakurikuler. Karena tidak memiliki teman Audrey tidak mendaftar klub apapun. Akan tetapi tiba-tiba saja namanya terdaftar sebagai anggota klub extrakurikuler Magic. Dia tidak...