hal-5

19 2 0
                                    

Tring ....Tring!

Suara bel panjang membuat seruan seluruh siswa berteriak girang. Bergegas masing-masih siswa memasukan buku-buku, atau peralatannya ke dalam tas.

Kami semua dipulangkan lebih awal, jam masih menunjukkan pukul 11.30. Sedangkan biasanya waktu pulang sekolah di hari senin-kamis adalah pukul 15.00 siang menjelang sore, kemudian hari Jum'at dan Sabtu jam 12.00 siang.

Fathur melihat teman-teman sekelasnya di dalam perpustakaan, yang tadinya lagi duduk sambil  membuka-buka buku maupun menghibah.

Seketika satu-persatu bubar, pada beranjak keluar dari perpustakaan, bergegas mengambil tasnya untuk pulang.

Di samping itu juga Fathur juga tidak sengaja memperhatikan Ziah yang menatap ponselnya dan belum beranjak pulang.

"Sebenarnya yang gendong Lo kesini tadi cewek kelas sebelas juga, cuma gue lupa namanya." Fathur menggelengkan kepala, mencoba melupakan perkataan Hasan yang kembali terngiang di kepalanya.

Seketika Fathur menutup buku kimia yang di pegangnya, meletakan buku tersebut ke tempat semula.

Setelah perpustakaan tampak mulai sepi. Fathur berjalan menuju rak tempat tas, melewati kursi yang di duduki Ziah.

Fathur terbatuk beberapa kali, hingga membuatnya berdeham. Entah mengapa Fathur merasa gugup dan malu saat Ziah menatapnya dengan tatapan dingin.

"Gue nggak bisa bayangin kalau ternyata Ziah yang gendong gue. Hah, enggak-gak. Hasan pasti bohong."

Berjalan santai mengambil tasnya. Kemudian memakai tali sepatunya dengan cepat. Di sekelilingnya Fathur melihat banyak siswa yang menggendong tasnya untuk pulang.

Suara handphonenya berdering membuat Fathur memeriksanya. Di sana ada telepon dari Farhan dua kali tidak terjawab. Kemudian pesan WhatsApp masuk.

_______________

Farhan:

Ntar ketemuan

di lapangan basket

Gue mau ke WC dulu ya bentar


Fathur:

Oke-oke

Jangan lama-lama


_______________

Fathur membaca pesan itu menghela napas, padahal dirinya ingin segera pulang. Dalam kondisi seperti ini perasaannya selalu tidak tenang.

Fathur mulai berjalan pergi. Tiba-tiba  terkejut saat mendengar langkah kaki seorang yang dengan cepat mengikutinya dari belakang. Fathur menoleh saat orang itu menyamai gerak kakinya. "Ziah?"

"Sebaiknya Lo jangan berkeliaran lama-lama di sekolah ini. Nggak aman." Fathur berhenti melangkah, merasa aneh Ziah kembali mengatakan peringatan kepadanya agar berhati-hati. Kenapa Ziah sekarang sok peduli padanya?

Fathur melihat Ziah seketika berjalan mendahuluinya dengan pelan. "Ziah, Lo mau langsung pulang?!"teriaknya saat Ziah berjalan belum terlalu jauh dari dia berdiri.

Ziah hanya diam kemudian pergi begitu saja. Fathur menganga terkejut atas satu pertanyaan yang tidak di jawab. "Aneh banget Lo Fathur. Lo ngapain nanya gitu. Sok akrab banget! nyesel kan Lo ngomong gitu. Tai-tai."

Fathur seketika berjalan ke arah berbeda, melewati kantor, dari jendela Fathur melihat tampak guru-guru sedang berkumpul seperti mengadakan rapat.

Salah satu guru mulai menutup pintu dan korden. Fathur berjalan cepat sebelum kepergok dengan guru karena mengintip.

Berpapasan dengan beberapa siswa yang bergegas pulang dengan ranselnya  Sampai di lapangan basket tersebut. Fathur lantas memilih duduk sambil menunggu Farhan di salah satu bangku pinggir lapangan basket. 

Jam bergerak dengan sangat cepat. Fathur melihat jam di tangannya, berusaha bersabar menunggu di bangku sendirian. Tetapi Farhan belum juga datang. "Udah Setengah jam gue nunggu. Masih juga belum nongol. "

Fathur mengeluarkan handphonenya. Kemudian mengetikkan pesan WhatsApp di dalamnya. Namun tertera Farhan off dengan ceklis satu. "Hadehh, sabar-sabar..."

Fathur kemudian menghubungi dengan telepon biasa. Menekan nomer Farhan. Tidak lama suara operator membuatnya berhenti menelpon. "Asem, pulsa gue habis."

Dug ...dug...

Fathur menatap ke arah depan melihat  bola basket memantul begitu saja di dekat ring basket.

Fathur berdiri mengarahkan pandangannya ke sekeliling melihat tidak ada siapa pun yang melempar bola. Fathur   lantas berjalan santai mendekati bola tersebut.

Matanya terkejut saat melihat bola tersebut meninggalkan bekas warna yang menyiprat di lantai lapangan basket.

"HAAA, darah ....." Fathur memundurkan langkahnya yang sedikit gemetar.  " Huh.. huh.. tenang Fathur. Lo harus tenangin diri Lo!" ucapnya pada dirinya sendiri.

Fathur merasakan jantungnya berdebar sangat cepat. Fathur memandang ke sekelilingnya tidak ada siapa pun. Fathur mendengar notifikasi pesan sms masuk di handphonenya.

Seketika membuka sandi ponsel dengan cepat. Fathur mengernyit saat mendapaui sms untuk kali pertama, dengan sedikit penasaran membukanya.

"Hah!" Fathur terkejut saat membacanya, tangannya gemetar hingga menjatuhkan handphonenya.


_________________

Oper bolanya, dan masukkan ke dalam ring agar kamu selamat dari pisauku.

12.00 pm
________________

"Siapa yang ngasih pesan sms ke gue!" Fathur berteriak kesal, di sekelilingnya tidak ada orang.

Fathur menyentuh dadanya yang mulai terasa sesak. Lalu menarik napas panjang, spontan berlari ketakutan dari lapangan yang sepi. "Apa jangan-jangan Farhan dalam bahaya?"

Jam Pelajaran Olahraga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang