"Terima kasih banyak yah Kek, makanannya." Angga tersenyum setelah usai membantu mencuci piring dan wajan milik Kakek. Angga mulai ikut duduk di samping Kakek itu depan teras.
Kakek itu mengangguk lantas meluruskan kakinya yang sepertinya terlihat pegal, "Lain kali jangan berdiri di atas jembatan lagi yah, Nak. Bahaya Nak, Kakek ingat dulu ada anak seusiamu yang jatuh dari jembatan sana,"
Angga terkejut ketika mendengar perkataan Kakek barusan "Apa mungkin Kakek ini lihat Era jatuh dari jembatan?" Dalam hati Angga memikirkan banyak kemungkinan.
"Kakek, beneran lihat anak seusiaku jatuh dari jembatan itu. Dia anak perempuan atau laki-laki kek?" tanya Angga dengan perasaan berdebar.
"Perempuan, Nak. Dia naik jembatan sepertinya lagi foto-foto pemandangan seperti kebanyakan orang-orang yang berkunjung di jembatan itu," Angga mengangguk menyimak lebih lanjut.
"Pada hari itu Kakek lagi mancing ikan di ujung sana dekat kapal. Kakek kaget pas tiba-tiba anak itu jatuh dari jembatan. Kakek terlambat nyelamatin Anak itu. Anak itu sudah terjatuh lebih dulu ke laut,"
"Kakek menyesal seharusnya Kakek melarang anak itu naik jembatan lebih awal. Kakek nggak ingin kejadian itu terulang lagi, makannya Kakek larang kamu naik ke atas sana" lanjut Kakek mengakhiri ceritanya. Angga memperhatikan raut wajah Kakek itu terlihat sedih dan merasa bersalah.
Angga merasakan bulir air mata keluar dengan cepat membasahi pipinya sendiri mengingat kejadian menimpa adiknya. Angga seketika mengusap air mata tersebut dengan lengannya," Ouh ya, Kakek sempat lihat ada orang nggak di sekitar anak itu?"
"Pas kakek berlari mendekati jembatan itu, Kakek sempet liat ada orang pakai topi dan masker. Orang itu berlari pergi ninggalin jembatan saat melihat Kakek,"
Angga tercengang mendengarnya. Masih tidak menyangka ada orang lain di dekat adiknya selain Faza adiknya Agas. "Siapa Orang itu? Mungkinkah orang itu yang sudah buat Era jatuh dari jembatan." batin Angga merasa kemungkinan yang dipikirkan benar.
" Kakek khawatir jadi nggak terlalu merhatiin orang itu, Kakek khawatir sama kondisi anak itu jadi Kakek teriak-teriak minta tolong. Akhirnya ramai orang berkumpul, dan salah satu ada yang langsung melapor ke polisi."
"Era Lama banget sih. Pasti mampir beli es cream dulu tuh anak." Di dapur, Angga tengah sibuk memotong tahu dan tempe dengan lihai. Lalu mengupas bawang merah dan bawang putih.
Sebuah suara dering handphone membuat Angga langsung mengangkatnya dengan kesal.
"Halo, Era, kenapa lama banget sih beli minyaknya? Padahal kan cuma beli di warung gang depan. Ish-lah cepat pulang!"
"Halo, ini benar dengan keluarganya Era? Saudari Era terjatuh dari jembatan." Angga seketika menjatuhkan pisaunya dan melepas celemeknya.
Berlari menuju motornya dengan panik sambil menggenggam erat ponselnya. Menerabas jalanan dengan sangat kencang.
"Ouh iyaa, Kakek merasa tidak asing sama wajahmu, Nak. Apa kamu pernah bertemu kakek sebelumnya?" Angga tersenyum masam dan menggeleng.
"Enggak Kek, kita baru pertama kali ini ketemu." jawab Angga tersenyum lebar.
"Maaf, aku bohong Kek. Kita pernah ketemu pas tragedi Era jatuh dari jembatan. Kakek yang menghentikan aku pas mau lompat nyusul Era."
batin Angga mengingat wajah Era yang terluka."Kami sedang berusaha melakukan pencarian. Ini barang milik Era. " Angga mengambil tas adiknya dengan gemetar. Angga menatap jembatan yang bawahnya laut. Angga lantas naik jembatan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/362400009-288-k346194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Pelajaran Olahraga
Misteri / ThrillerPelajaran Olahraga sebagai pelajaran yang diminati para siswa sebab tidak hanya dilakukan di kelas melainkan di luar kelas yakni lapangan. Bagaimana jika jam pelajaran olahraga itu menjadi momen jam paling mengerikan? Si tokoh utama lelaki bernama...