"Indah banget puisinya"
Bara terharu membaca buku puisi yang dipinjam dari perpus. Sudah lima belas menit Bara membaca buku tersebut.Sambil menikmati malam yang dingin kegiatan rutinnya setiap hari, membaca dengan menikmati segelas kopi. Bara mulai membalik halaman berikutnya.
"Halaman lima? Kenapa ini disobek separuh, sayang banget. Bagaimana jika guru perpustakaan tau," Bara menghela napas memperhatikan lembar yang disobek.
"Kira-kira siapa yang udah melakukan ini yah? Sayang banget bukunya."
Bara memperhatikan nama penulisnya, lalu bergegas mengetikkan di google lewat hp mencari siapa karya pemilik buku ini.
Bara menatap kecewa di kolom pencarian tidak tertera nama penulis itu. Bara mengira penulis itu terkenal.
"Kenapa nggak ada? Padahal penasaran banget sama isi di lembar yang dirobek itu? Besok aku coba cari lagi di perpus deh, siapa tau ada buku yang seperti ini lagi." gumam Bara menutup Buku itu, mulai menghabiskan kopi yang hangat.
Sebuah layar handphone menyala dan bergetar, Bara mendapati ponsel itu menampilkan video call. Bara mulai mengangkatnya, seorang itu melambaikan tangan di camera video call.
"Halo, gimana kabar Lo? Ouh yaa, Sorry banget yah gue minta kontak Lo sama mama Lo tanpa izin Lo dulu"
Bara mengambil spidol dan buku gambar di dekatnya, menuliskan di dalamnya. Dengan ukuran huruf yang cukup besar.
"Kamu tadi bilang apa?" tanya Bara dalam bentuk tulisan.
"Hahaha" Perempuan itu tertawa ketika membaca kalimat itu, lalu seketika menutup mulutnya. "Maaf, Gue lupa, Lo kan nggak bisa denger yah. Ouh yaa, bentar coba gue ambil buku dan pulpen."
Bara memperhatikan Perempuan itu mondar mandir berulang kali mencari sesuatu.
Sampai akhirnya dia duduk sambil menunjukkan benda di tangannya. "Hadeh pake pulpen segala ilang, Ouh yaa di tulis dulu yah." Perempuan itu tersenyum sambil menuliskan sesuatu.
"Sorry, karena udah minta kontak Lo dari Mama Lo tanpa izin Lo dulu." Perempuan itu lalu mengangkat buku tulis bergarisnya. Bara membaca Buku itu lalu mengangguk.
"Tidak apa-apa, lagian kita satu sekolah. Senang bisa berteman sama kamu. Makasih juga yah karena udah nganterin aku pulang tadi." Bara menunjukkan tulisannya lagi.
Perempuan itu mengangkat jempolnya dengan tersenyum, "Ouh yaa kenalin gue Diana, kelas 12 IPA 3. Gue senior, yang cuma beda dari Lo setahun kan? Hahah"
Bara mengangguk sambil mengulas senyumnya. "Aku Bara, salam kenal yah, Kak Diana. Ouh yaa, ada apa nelpon yah?"
"Lo kenal nggak sama Tiara? Siswa kelas 10 yang tewas Minggu lalu," Bara terkejut membaca perkataan perempuan itu dalam tulisan.
"Maaf aku agak kaget, Kak Diana mau bahas soal Tiara. " Bara masih tidak mengerti kenapa Diana ingin membahas tentang Tiara. Apakah Diana mengenal Tiara
" Aku pernah baca dari berita sekolah yang beredar, kalau Tiara sering banget di Bully " Diana tersenyum masam mengangguk ketika membaca kalimat yang dituliskan Bara dalam Bukunya.
Diana menghela napas, "Jadi, Dia terkenal di sekolah karena jadi korban bullying? Gue kira dia bakal jadi siswa berprestasi seperti SMP dulu hah. "
"Kenapa memangnya? Apa Kak Diana kenal sama Tiara?" lanjut Bara melempar pertanyaan dengan penasaraan. Sedangkan Diana yang mendengar respon itu lantas menuliskan sesuatu di bukunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Pelajaran Olahraga
Misteri / ThrillerPelajaran Olahraga sebagai pelajaran yang diminati para siswa sebab tidak hanya dilakukan di kelas melainkan di luar kelas yakni lapangan. Bagaimana jika jam pelajaran olahraga itu menjadi momen jam paling mengerikan? Si tokoh utama lelaki bernama...