Bara tersenyum lega, ketika Ziah mengabari lewat chat bahwa semua aman karena ada pertolongan polisi dan tentara yang tiba-tiba datang.
Bara dengan senang mendekati Ibunya Bara yang sedang duduk sambil menjahit baju di ruang tamu. Ibunya Bara yang sedikit kaget saat bahunya terasa ditepuk pelan. Lantas menoleh ke samping ternyata mendapati anaknya terlihat bahagia.
Bara mulai mengatakan sesuatu dalam jarinya menggunakan bahasa isyarat yang berarti , " Teman-temanku sekarang baik-baik aja Ma. Mereka sudah aman, berkat bantuan Paman Juli yang membawa bantuan tentara ke sana."
Mamanya Bara tersenyum dan terkejut mendengarnya, " Beneran? Alhamdulillah Syukurlah, Ibu lega mendengarnya. Sekarang teman-teman kamu di mana?"
"Sudah pulang ke rumahnya. " Bara menjawab dengan jemarinya, dan senyumnya yang merasa lega.
Bara kemudian duduk di samping ibunya. Bara menemukan sebuah kertas bertuliskan nomer telepon di atas meja. Bara mengambil secarik kertas itu. "Ini nomernya siapa?"
"Ouh ya, kertas itu dari temen yang mengantar kamu ke rumah tadi. Dia minta Ibu untuk berikan nomer ini ke kamu katanya dia mau nanya tentang soal matematika."
Bara yang melihat ucapan ibunya dalam gerakan bahasa isyarat merasa terkejut. "Ouh iya iya. Ibu, kalau gitu Bara pengen buat es sirup dulu."
Bara memasukkan kertas berisi nomer telepon itu ke dalam saku celana pendeknya. Bara berjalan menuju ke dapur bertujuan untuk membuat es sirup di musim yang sangat panas. Jam bahkan telah menunjukkan pukul 1 siang.
Bara membuka kulkas mengambil es batu yang telah beku. Dan mengambil gelas. Kemudian dengan cepat menuang es batu dan sirup bergantian ke dalam gelas. Kemudian menuangkan teko berisi air minum.
Bara mengaduknya dengan cepat, lalu duduk di sebuah kursi di ruang makan. Bara menyeruput es sirup rasa jeruk yang terasa segar dan manis. Bara tersenyum rasa esnya sesuai dengan ekspektasi.
##
Farhan merasakan aneh seharusnya tubuhnya patah atau kesakitan. Farhan membuka mata terbangun dengan mudah, pandangan terkejut melihat kasur tebal yang melindungi dirinya. "Ada kasur? Dari mana datangnya kasur ini?"
Farhan segera berdiri, menatap ke atas para preman memandangnya dengan mata terkejut. "Kak Faar! Buruan masuk ke mobil!" teriak seseorang membuat Farhan terkejut saat mendapati saudara sepupunya melambaikan tangan.
"Heh, kenapa Lo bisa di sini?" Farhan sedikit terbengong, kemudian seketika berlari cepat masuk ke dalam mobil mengikuti arahan saudara sepupunya.
Saudara perempuan yang merupakan sepupunya itu dengan sigap menutup pintu mobil lalu mobil tersebut melaju dengan sangat kencang.
"Syukurlah Lo Dateng, La. Thanks adek sepupu gue Vanilla. Gue shock banget sekarang. Sejak kapan Lo dateng ke Jakarta? Kok nggak ngasih kabar. Terus tiba-tiba ketemu disini. Cepat cerita!"
"Ish, bawel! Ceritanya bakal panjang banget. Sekarang kita harus kabur dulu Kak. Itu liat orang-orang jahat di sana masih ngejar kita pake mobil!" jawabnya dengan kesal.
"Ayok Paak! Ngebuuut!" kompak Farhan dan Vanilla tertawa keras membuat Pak supir mengeluarkan kemampuan balapnya.
"Katanya Lo mau pindah di sekolah Kakak? Saran Kakak, Lebih baik jangan! Sekolah itu gak aman seriusan. Kakak nggak pengen kamu dalem bahaya. Dengerin Kak Farhan yah, sekolah itu banyak hantunya tau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Pelajaran Olahraga
Misteri / ThrillerPelajaran Olahraga sebagai pelajaran yang diminati para siswa sebab tidak hanya dilakukan di kelas melainkan di luar kelas yakni lapangan. Bagaimana jika jam pelajaran olahraga itu menjadi momen jam paling mengerikan? Si tokoh utama lelaki bernama...