Fathur mengerjapkan matanya berulang kali. Pandangannya tertuju pada tembok putih yang terdapat lukisan besar pemandangan persawahan.
Fathur menyibak selimutnya, mulai beranjak dari kasur. Lalu melipat selimutnya dengan rapih. Fathur tersenyum ketika mendapati foto seseorang sambil mengangkat ikan besar. Bingkai foto yang terletak di meja samping kasur.
Fathur berjalan keluar dari kamar. Badannya terasa segar dan jauh lebih baik. Ditemui pertama kali seorang yang tengah makan sendirian sambil menonton acara berita.
"Paman, Fathur juga Laper. Kok nggak dibangunin sih?" ucapnya seketika membuat seorang itu gemetar tanpa sadar menjatuhkan sendoknya.
Paman Iga seketika memeluknya memeriksa dari atas sampai bawah. "Fathur gak apa-apa, Paman. Nih liat buktinya Fathur sudah bisa loncat-loncat, lari, push up. " Fathur memperagakan dengan bangga.
"sudah-sudah, biar pulih dulu yahh jangan banyak gerak.Syukurlah kalau begitu, bentar paman ambilkan piring lagi." Fathur mengangguk dengan senang.
"Yah bahkan tv paman masih belum ganti. Sudah nggak berwarna padahal, vibesnya terasa seperti di era zaman dulu" Fathur mengambil remote segera mengganti saluran tayangan tv dengan acara lain.
Baiklah, kita saksikan penampilan bernyanyi dari kontestan berikutnya yaitu Kiara Syifa Harvana.
Dari dalam layar televisi itu terdapat seorang perempuan tampak berdiri tegang memegang mikrofon dengan gemetar menatap ke arah dewan juri.
Tidak lama seorang perempuan itu menjatuhkan mikrofonnya dari tangannya, lalu berlari kabur begitu saja tanpa bernyanyi.
Fathur terkejut ketika mendapati seorang perempuan yang masuk televisi itu pergi begitu saja membatalkan kontes bernyanyinya.
"Pasti dia gugup makannya kabur. Seharusnya tidak usah ikut audisi bernyanyi kalau tidak berani belajar percaya diri." komentar Paman Iga saat melihatnya.
"Paman Iga, Fathur izin pulang ke rumah." ucap Fathur seketika berlari menuju kamarnya mengambil tas dan jaketnya.
Paman Iga menghela napas, membiarkannya Fathur begitu saja. Paman Iga menatap telur yang telah digorengnya. Segera Paman Iga mengambil cepat kotak bekal. Lalu memasukkan dua telur dan nasi.
Paman Iga mendapati Fathur tengah sibuk memakai kaus kaki. Segera Paman Iga membuka resleting tas di punggung Fathur lalu memasukkan kotak bekal itu ke dalamnya dan juga sebotol minum.
"Jangan lupa di makan bekalnya dan hubungi Paman lagi kalau sudah sampai rumah. Hati-hati!"
"Iya Paman, As-siap." Fathur selesai mengikat tali sepatunya. Lalu Fathur bergegas menyalami tangan Pamannya. Tidak lama berlari pergi.
Sementara Paman Iga kembali duduk di ruang makan, mulai mengganti saluran channel televisi dengan acara berita.
##
"Ada yang memantau kamu dan Bapak sejak tadi. Hati-hati mereka sekarang sedang bersembunyi. Satu dibelakang pintu salon itu, dan dua lagi bersembunyi di belakang mobil hitam," Pak Geral mengatakan dengan pelan.
Ziah dengan sengaja menjatuhkan kunci motor ke aspal. Lalu berjongkok sambil menatap ke banyak arah. Memastikan ucapan Pak Geral tidak berbohong.
"Saya tidak berbohong kan?"
Ziah memungut kembali kunci itu dengan cepat setelah melihat bayangan orang tampak mengamati dirinya. Ziah mengangguk karena ucapan Pak Geral benar.
![](https://img.wattpad.com/cover/362400009-288-k346194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Pelajaran Olahraga
Mystery / ThrillerPelajaran Olahraga sebagai pelajaran yang diminati para siswa sebab tidak hanya dilakukan di kelas melainkan di luar kelas yakni lapangan. Bagaimana jika jam pelajaran olahraga itu menjadi momen jam paling mengerikan? Si tokoh utama lelaki bernama...