Hal-26

28 2 0
                                    

"Ouh jadi begitu ceritanya. Lo sempet lihat jelas orang yang mukulin Fathur gak?" Farhan bertanya ke Vanilla dengan sangat penasaran.

Vanilla yang masih menikmati film kartun Masha and The Bear kesukaannya. Seketika menoleh ke samping kanan di mana Farhan ikut menontonnya di ruang tengah.

"Fathur siapa? Temen Kakak yang mana lagi sih?" Vanilla pun merasa tidak mengenali nama itu. Farhan mencubit gemas pipinya Vanilla yang lemot.

Lalu mencomot keripik di toples yang dipeluk Vanilla. Memakannya dengan tenang.
"Itu lho siswa yang kamu ceritain barusan  dipukulin di kamar mandi itu temen Kakak namanya Fathur."

"Ouh dia namanya Fathur?" Vanilla mengangguk-angguk paham. "Vanilla lihat jelas banget Kak. Bahkan Vanilla punya video rekamannya. Ziah temen Kakak itu yang pertama kali Vanilla tunjukkin Videonya"

"Lo udah kasih tau ke Ziah? Wah Kakak jadi cemburu nih, bisa-bisanya Ziah yang duluan."

"Is, Kakak gak usah lebay. Tuh Videonya sudah Aku kirim ke handphone Kakak juga kok." Farhan mengangguk pelan, lantas menggelengkan kepala, seketika tatapannya tercengang menepuk dahinya.

"Kan hp Kakak ketinggalan di sana Vanilla. Cepet, hapus -hapus video yang Lo kirim, takutnya mereka ambil hp Kakak dan bahaya kalau mereka tau kita punya buktinya."Vanilla dengan cepat membuka ponselnya dan menghapus video yang baru dikirim.

"Vanilla Lupa Kak, tenang Kak sudah  di hapus kok" setelah itu Vanilla menunjukkan Videonya di hadapan Farhan.

Baru 5 detik video itu diputar tiba -tiba malah mati handphonenya. "Aishh, Lowbat hp Vanilla. Mana coba charger punya Kak Farhan?"

"Hiss, penasaran gue, malah Lowbat. Di tas Kakak chargernya. Lah iyaa, yaah. Ya Allah tas Kakak masih disekolah." Farhan menjawab dengan nyengir lebar.

"Kakaaak! Gimana sih." Vanilla mencubit lengan Farhan dengan kesal. "Huh, Ya udah, nanti Vanilla charger di rumah saja hpnya! Males nemenin Kakak ambil tas ke sekolah."

"Ouh yaa, Kakak baru ingat. Ayok ikut kakak, ada yang mau Kakak tunjukkin." Farhan menarik tangan Vanilla yang tengah memegang remote tv.

"Ish, mau kemana sih Kak. Lagi seru nonton udah ganggu aja!" Vanilla dengan terpaksa mengikuti langkah Farhan sampai masuk ke dalam Kamar Kakaknya.

Farhan mengobrak-abrik lemari dan laci kamarnya. Saat menemukan benda tersebut menunjukkannya kepada Vanilla.

"Ini Buku Di-"

"Vanilla tau itu Buku diary. Terus memangnya bukunya mau buat apa? Buat nulis kisah galau Kakak di buku diary itu kah,"

" Ish Kakak tarik-tarik cuma buat nunjukin buku ini. Auh Ahh, Vanilla mau lanjut nonton pokoknya." Vanilla dengan kesal menjawabnya bersiap melangkah pergi.

"His dengerin dulu woi, main asal potong omongan gue. Ini Buku Diary-nya Om Hago. Waktu itu, Kakak kaget kenapa Buku diary ini ada di kolong kamar Kakak. Kan aneh kenapa Om Hago taruh di kamar Kakak?"

Vanila merebut buku diary berwarna hitam. Vanilla membolak balik buku tersebut. Matanya menyipit menemukan tulisan kecil. "Kak, sepertinya Om Hago ingin memberitahukan kita sesuatu seperti rahasia. "

"Gue juga mikirnya seperti itu. Mungkin aja di dalam diary ini ada petunjuk yang dikasih Om Hago. Dan dengan petunjuk ini kita bisa segera menemukan pembunuh Om Hago."

Vanilla menghela napas, "Masalahnya gimana cara buka diary yang ke gembok ini Kak. Ish, kenapa Om Hago gak sekalian kasih kunci sih."

Farhan seketika memeriksa di bawah kolong. Vanilla yang paham seketika mencarinya di rak dan lemari pakaian.

Jam Pelajaran Olahraga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang