Ephemeral Love 40

34K 1.9K 28
                                    

Sore pun tiba.

Flora benar-benar mulai mengantuk karena bosan. Perlahan-lahan dia menutup matanya dan tertidur.

Crish menatap Flora yang tiba-tiba bersandar padanya. Dia tersenyum dan menyelidik wajah tenang itu. “Kamu sangat cantik, Flora."

“Nghhh ...” Flora menggeliat dan mencari posisi nyamannya. Dia memeluk lengan kekar pria itu.

Crish menegang. Sekujur tubuhnya merasakan sengatan saat Flora memeluk lengannya. Dia menelan salivanya dan membiarkan istri dari sahabatnya itu tertidur dengan tenang.

“Hay Adrian, Crish!” Sapa Isvara yang baru tiba. Langkahnya terhenti melihat kedekatan Flora dan Crish.

Kedatangan Isvara yang tiba-tiba itu membuat Adrian yang sibuk menoleh. Dia melihat Flora yang tertidur dengan tenang sembari memeluk lengan sahabatnya.

Adrian memukul mejanya. “Apa yang kamu lakukan pada istri ku, hah?!” bentaknya.

Flora yang tertidur mengerutkan keningnya, kemudian kembali tidur dengan nyaman.

Adrian buru-buru menghampiri mereka. Dia menarik Flora ke dalam pelukannya.

  “Mmh? Adrian, aku masih mengantuk," ujar Flora. Dia pun bersandar di dada bidang suaminya dan kembali memejamkan matanya.

“Kenapa kamu kasar sekali, Adrian? Flora nampak kelelahan,” ucap Crish pada pria itu. Dia berucap pelan karena tidak ingin wanita itu terganggu.

“Meski kamu adalah sahabat ku, aku akan membunuh mu jika berani menyentuh istriku!” Adrian menatap tajam Crish, kemudian menatap Flora yang tertidur di dalam dekapannya.

Crish menggeleng. “Kamu sangat kasar, Adrian. Berhentilah menyakiti dan mengekang, Flora. Apa dia nyaman dengan semua itu?”

Isvara menatap tidak suka kejadian di depannya. Hatinya begitu terbakar melihat kedekatan itu. Matanya pun menatap penuh benci sosok Flora yang menjadi rebutan para pria itu.

Dia menghentakkan kakinya dan langsung pergi dari sana.

--o0o--

Adrian membawa Flora ke kamar.

Baru saja membaringkan tubuh istrinya, wanita itu terbangun dan menatapnya.

“Ada apa?” tanya Adrian dingin.

Flora menguap. Dia bangun dan memeluk pria itu. Sesuatu yang tidak pernah lagi Adrian dapatkan dari sosok Flora.

“Flo?”

“Flora?”

Tidak ada jawaban. Adrian meraih pelan kepala wanita itu, dan melihat istrinya yang kembali tidur.

Adrian mengulum senyum. Flora melakukan hal yang benar. Baru saja dia terbakar dan ingin memarahi wanita itu karena kejadian tadi.

“Bangunlah, Flo. Lebih baik kamu mandi dan makan dulu," ucap Adrian menepuk pelan punggung istrinya.

Flora pun membuka matanya dengan malas. Dia menatap suaminya setengah sadar.

“Apa perlu aku memandikan mu?”

Flora menatapnya dan mengangguk. “Aku malas melakukan apapun saat ini,” ujar Flora mengarahkan kedua tangannya pada Adrian.

Adrian tersenyum miring. Wanita itu belum bangun sepenuhnya. Adrian langsung mendorong tubuh Flora. Dia mencium bibir Flora dan menyesapnya dalam-dalam.

Mata Flora melebar. Dia langsung mendorong Adrian dengan segera.

“Oh, sudah bangun ternyata. Cepatlah mandi,” ucap Adrian. Dia mengangkat kakinya yang menahan pergerakan Flora dan berjalan menuju sofa.

“Jika mandi mu tidak selesai dalam lima belas menit, aku akan menerobos masuk,” ucapnya.

Flora langsung berlari ke kamar mandi dan mengurung dirinya.

Malam pun tiba.

Adrian menyelesaikan pekerjaannya dan kembali ke kamarnya. Dia berencana untuk tidur bersama istrinya malam ini.

Dia membuka pintu kamar mereka namun tidak menemukan Flora. Kemudian dia menoleh pada balkon yang terbuka dan langsung menghampiri wanita itu.

“Ini sudah larut, Flo.”

Flora menoleh. “Aku tidak bisa tidur. Obatnya pun sudah banyak yang diganti,” jawab Flora.

“Itu karena kamu tidur sampai sore tadi.” Adrian duduk di sebelah Flora.

“Isvara sudah pulang, ya?” tanya Flora. Adrian mengangguk menjawabnya.

Flora terdiam sejenak. Saat pernikahannya dengan Adrian dulu, Isvara nampak bahagia. Namun dia teringat  percakapannya bersama Isvara sebelum mereka menikah.

Dia mulai ragu jika Isvara menyukai suaminya atau tidak. Mungkin karena perasaannya yang mulai egois. Tidak ingin munafik, Flora mulai merasa nyaman bersama pria itu.

Adrian menatap malam itu dengan tenang.

Flora pun mendekat. “Kamu melewati banyak hal. Beristirahatlah sejenak, Adrian.”

Adrian menaikkan alisnya dan menatap wanita itu. “Apa kamu mulai mencintai ku kembali?” tanyanya.

“Eh? Tentu saja tidak, aku hanya ingin memerankan peran istri dengan baik.” Flora menyanggah dan langsung menjaga jarak.

Adrian mendekat. “Kamu ingin menjadi istri yang baik, hm?”

Flora yang panik langsung menggeleng. Ditatap begitu, pikiran Flora langsung merambat tidak karuan.

“Baiklah, sayang. Meski aku pemaksa, aku tidak ingin melakukan itu tanpa persetujuan dari mu. Mungkin akan ku tahan beberapa saat ini, selagi kamu menurut padaku.”

Adrian mengangkat tubuh Flora ke kasur. Dia langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Pria itu memeluk istrinya dengan erat.

Tangan Adrian mengelus lembut pinggang Flora. Lalu beralih ke perut datar wanita itu.

Beberapa menit kemudian, tangannya semakin naik ke dada Flora. Flora menepisnya dengan segera.

“Aku hanya ingin merasakan detak jantung mu, tidak lebih.” ujar Adrian.

“Itu akal-akalan mu agar bisa menyentuh tubuhku,” ucap Flora. Dia meraih jemari Adrian untuk menyentuh nadi di lehernya.

“Rileks dan rasakan detak jantung ku lewat denyut nadiku,” ujar Flora.

Adrian terdiam sejenak. Dia merasakan denyut nadi itu. Lalu pikirannya teringat pada perkataan Amos. Kedua korban yang merupakan pegawainya itu, disayat di bagian vital ini.

Dia tidak mencurigai istrinya, jelas. Wanita itu selalu berada di dalam pengawasannya. Setiap aktivitas Flora tidak pernah luput dari pengawasannya.

Tapi fakta yang tidak bisa dia bantah adalah hanya wanita itu orang terdekatnya yang tahu titik vital manusia, dan mendapatkan kebebasan di rumah, serta di ruang kerjanya.

======
Hy Ezeng, ini Tania Ssi.

Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak vote dan komentar, ya.

Tidak masalah jika kalian menyuarakan pendapat, kekesalan, alibi, dan kecurigaan kalian. Selagi tidak menyakiti perasaan yang lainnya, author maahhh gwaencanhaa. Author justru suka baca komen kalian yang mulai curiga sana sini, dan menunjukkan emosi kalian wkwkwk.

Btw hope you like it, and have a nice day. Lovee you♡
======

EPHEMERAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang