02 : Paksaan

1.9K 106 3
                                    

Happy reading
_____________

Sebelum baca tolong vote dulu yaa, yang sudah terimakasih banyak. kalau gitu cus lanjut baca
______

Alina membuka dompet yang ia ambil di tasnya, pagi ini sebelum berangkat ke sekolah Alina mengantar Ibunya ke pasar untuk membeli bahan masakan catering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alina membuka dompet yang ia ambil di tasnya, pagi ini sebelum berangkat ke sekolah Alina mengantar Ibunya ke pasar untuk membeli bahan masakan catering.

"Bu, udah cukup bahan masaknya?"

"sudah Na, pesanannya juga 25 box aja. ayo pulang kamu juga harus berangkat kerja kan"

"iya Bu, ayo"

Sesudah menghantar Ibunya pergi ke pasar kini Alina harus bersiap-siap untuk ke sekolah untuk mengajar dan bertemu anak-anak.

"ALINAAAA!"

Alina yang berada di kamar sedang bersiap-siap pun terkejut mendengar teriakkan ayahnya. Apa lagi ini?

"ALINAAAA KELUAR KAMU"

Alina berlari menuju Ayahnya sebelum mengamuk menghancurkan barang yang ada di rumahnya.

"ada apa Yah? Alina sedang siap-siap__"

"__aakhh, Ayah sakit" tangan Alina memegang tangan ayahnya yang menjambak rambut Alina dengan kencang, badannya sampai tertarik ke belakang.

"Mas lepaskan Alina" Ibu yang dari arah dapur mendengar teriakkan Alina langsung berlari dari arah dapur ke kamar anaknya.

"AYAHH!"

"Ayah lepasin Kakak" mencoba melepas tangan Ghani dari rambut Alina.

"jangan halangin Ayah, Lia!!" menghempas tangan Lia.

Lia terhempas dan untung saja Ibunya menangkap nya dengan cepat, sehingga Lia tidak terpental jauh.

"Ayah, hiks hiks ada apa lagi Ayah? kenapa Ayah marah pagi-pagi?"

"berikan Ayah uang!! berikan Ayah uang!!!"

"Ayah, tapi Alina belum gajian, AKHHH" Ghani menjambak Alina lebih keras.

"Mas sudah, Mas sudah ini kamu ambil uang ku saja" Bila mengambil uang didalam dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang seratus ribu.

"Ahkk" rintih Alina saat Ghani melepas jambakannya.

"Kakak hikss, Kakak ga papa?"

"mana cukup ini Bila, berikan aku uang lagi"

"tapi sudah tidak ada lagi Mas"

Ghani merebut dompet yang di bawa istrinya dan benar saja disana sudah tidak ada uang selembar pun.

"istri tidak berguna, AHHH" Ghani membanting dompet itu dan pergi dari rumah entah kemana.

"Alina Sayang" Bila menghampiri Alina yang masih terduduk di lantai.

"Ibu kenapa Ayah jahat banget ke kita?" tanya Lia sedih, hatinya teriris melihat Kakak dan Ibunya selalu mendapat perlakuan buruk.

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang