25 : Menggoda dan Tergoda

3.3K 134 12
                                    

Happy reading
_______________

up part nakal, maunya up kemarin kan tapi rasanya ga mungkin yaa, jadi aku putusin buat up sekarang aja. semoga part ini tidak menggangu ya, dan kalian enjoy baca malam pertama pengantin baru..cmiww>3
-
-
-

Alina menjatuhkan tubuhnya diatas kasur setelah selesai mengeringkan rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alina menjatuhkan tubuhnya diatas kasur setelah selesai mengeringkan rambutnya. Hembusan nafas Alina terdengar sangat jelas oleh Daffa. Seketika Daffa menoleh.

Sepulangnya mereka dari gedung resepsi, Alina dan Daffa kembali ke rumah orang tua Alina. Daffa belum mengajak Alina kerumahnya karena ini juga permintaan Abila untuk mereka bermalam di rumahnya sebelum Daffa membawa putrinya untuk tinggal bersamanya.

Karena keluarga Daffa tidak masalah akan permintaan Abila itu jadi Daffa dengan senang hati menuruti permintaan Ibu mertuanya.

"Al, benerin posisi tidurnya dong"

"capek banget Mas, pulang dari acara rasanya tulangku semua remuk"

Daffa yang juga selesai mandi tidak memakai baju hanya menggunakan celana panjang.

"sini deketan"

Alina membangkitkan tubuhnya untuk bersandar ke dadanya. "aku kira kamu mau buka kado-kado itu"

"nanti aja lah, Mas. capek"

"—apalagi ngeladenin tingkah Si Tyna tuh, ga di sekolah ga di tempat nikahan bertingkah terus"

"udah ga usah marah-marah, sabar. mending sekarang kita pelukan"

Alina mengeratkan pelukannya ke Daffa, sampai-sampai Daffa merasakan benda kenyal itu di dadanya.

"kamu ngegoda aku?"

"engga"

"ga pake bra?"

"hehehe, kebiasaan Mas"

"niat mu memang tidak menggoda tapi aku tergoda, Sayang"

Baju tidur berbahan satin itu Alina gunakan tidak bermaksud untuk menggoda suaminya tapi memang setiap tidur Alina akan menggunakan baju itu.

Tangan Daffa mengusap dada Alina dari luar baju, tentu saja menimbulkan suara-suara khas eluhan dari Alina.

"eughh, Mas" Alina memegang tangan Daffa yang sudah memainkan putingnya.

"Sayangh"

Alina membalikkan tubuhnya, posisinya kini menjadi menghadap Daffa namun masih tertidur.

"Mas, ga capek?"

"kamu capek?"

"capek, tapi kalau kamu mau aku mau, Mas"

"tidak usah, kita tidur saja"

Daffa malah menarik Alina agar menidurkan kepalanya di dadanya, Daffa memejamkan mata mencoba melupakan rasa kenyal yang barusan ia mainkan.

Alina melirik ke arah bawah suaminya, mengembung.

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang