07 : Pulang

1.6K 109 8
                                    

Happy reading
________________

Up sesuai janji, karena emang lagi free aja. semoga kalian suka.
Jangan lupa juga buat vote yaa, jangan jadi silent reader.
Seenggaknya vote aja deh, selain vote dari kalian itu buat aku seneng tapi dari vote juga salah satu bentuk menghargai dan mengapresiasi karya orang, ga ada salahnya kan klik bintang kecilnya di pojok kiri bawah?
Yang sudah selalu vote terima kasih banyak ya, aku sayang kalian.

Sekarang cuss baca'💙

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alina sudah terbangun, pertama yang ia lakukan itu membersihkan diri, cuci muka dan gosok gigi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alina sudah terbangun, pertama yang ia lakukan itu membersihkan diri, cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu Alina berniat akan membuatkan sarapan untuknya dan Daffa.

Alina berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas, "yahh, kok kosong sih? masak apa dong"

"keluar dulu kali ya? sapa tau ada penjual sayur"

Kunci rumah Daffa yang masih menempel memudahkan Alina untuk keluar rumah, langsung saja Alina celingak-celinguk berharap ada orang yang lewat di komplek perumahan Daffa itu.

"sepi banget"

"Aakhhh!!!"

Teriakan Alina terdengar nyaring oleh Daffa.

"kalau dateng tuh bilang-bilang Pak, jangan main asal tepuk pundak"

"kamu ngapain?"

"rencana mau beli bahan masakan, tapi sepi banget"

"kamu liat dong ini jam berapa, jam 4 pagi Alina. mengharapkan apa kamu di jam 4 pagi, saya bangun karena dengar suara pintu terbuka saya kira itu maling"

"biasanya jam 4 udah ada dagang sayur kok, Pak

"pedagang sayur disini udah saya suruh buat jualan siang aja" jawab Daffa asal.

Alina yang memang sudah biasa bangun di jam tersebut untuk menghantarkan Ibunya ke pasar.

"__masuk!"

"tapi kita makan apa kalau ga masak?"

"kita makan diluar"

"jangan Pak, saya ingin masak, anterin ke pasar aja gimana?"

"yaudah ayo"

Alina tersenyum melihat Daffa yang masuk untuk mengambil kunci mobilnya dan mengajak ke pasar terdekat rumah Daffa.

Alina sesekali melirik Daffa, terlihat muka Daffa khas bangun tidur. Terbesit tidak enak hati pada Alina ke Daffa yang lancang mengajaknya ke pasar.

"kenapa kamu ngeliat saya begitu? jatuh cinta?"

"ih engga" Alina langsung meluruskan arah pandangnya.

Daffa terkekeh kecil dan mengacak rambut Alina. Alina yang malu-malu pun membuang mukanya ke arah jendela.

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang