34 : Lulus dan Menjadi Ibu

1.3K 100 13
                                    

Happy reading
________________

5 bulan berlalu, hari ini menjadi hari yang sangat membahagiakan untuk Lia, di peluknya Lia oleh Ebryal_calon suaminya yang sama-sama memakai toga dan membawa ijazah kelulusan dan menyandang gelar Sarjana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 bulan berlalu, hari ini menjadi hari yang sangat membahagiakan untuk Lia, di peluknya Lia oleh Ebryal_calon suaminya yang sama-sama memakai toga dan membawa ijazah kelulusan dan menyandang gelar Sarjana.

Alina dan Daffa datang membawa dua buket bunga besar. Senyum Alina kini mengembang mendengar kelulusan sang Adik yang lebih cepat.

"Lia!"

"ngapain datang si Kak, nanti kan bisa kita yang ke Rumah"

"hari ini adalah hari yang gue tunggu-tunggu,—ini buat kalian selamat yaa"

"terima kasih, Kak" ucap Ebryal menerima bunga dari Daffa. Daffa memeluk ala pria ke Ebryal.

"apapun yang kalian lagi hadapi, hadapilah. sebentar lagi anak kalian akan lahir kan"

"makasi Kak, makasi udah ngasih gue kesempatan untuk belajar lebih baik lagi" Lia memegang kedua tangan Alina, karena jika berpelukan itu tidak akan bisa perut mereka sama-sama lagi melendung.

"malam nanti datang ke rumah, semua. termasuk kamu Ebryal" ucap Daffa menepuk bahu calon adik iparnya itu.

"iya, Bang. siap"

Mereka menghabiskan hari menggembirakan ini dengan berfoto-foto di setiap sudut kampus.

Didalam mobil Daffa membuka jendela mobilnya agar Alina tidak kegerahan, Daffa tahu betul Alina akan muntah jika menyalakan AC mobil.

"yaampun bumil ku keringetan, gerah ya?"

"iya Mas, uhhff, kenapa hari ini panas banget ya?"

"buka baju aja kalau gerah, Yang"

"aduhhh, suami siapa sih ini, enteng banget mulutnya nyuruh buka baju"

"—emang kamu ngizinin? kalau gitu aku buka beneran ya?"

"EHH! ENAK AJA, ENGGA!!"

Alina memutar bola matanya malas, kembali mengarahkan kipas portabel nya ke leher.

Daffa tiba-tiba mengungkung Alina dan menyerang ke lehernya, membuat Alina refleks menekan tombol unlock kaca mobilnya agar tertutup.

"shhh, Mas!"

"—geli, jangan di hisap begitu"

"kamu membuatku gemas, Al" Daffa memeluk Alina kencang, setelah itu ia beralih ke perut.

"kapan kamu akan lahir, Nak?"

"—Papi sudah tidak sabar, hm? kamu laki-laki apa perempuan?"

"—kamu harus mirip Papi nanti ya"

"Mas, aku bosen dengar kamu ngomong begitu terus"

"biarlah Sayang, biarkan anak kita ini mirip dengan ku"

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang