17 : Berusaha Dan Mendekatkan diri

1.3K 104 1
                                    

Happy reading
_________________

Sakit namun lega, itulah yang Alina rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit namun lega, itulah yang Alina rasakan. Setelah semalam bertemu dengan kedua orang tua Daffa Alina lega tapi juga sakit karena Intan menolaknya mentah-mentah sebagai calon pendamping anaknya.

Padahal sewaktu bertemu dengan Intan di tukang rujak Intan menawari dirinya untuk diberikan ke anaknya kan dan yang Alina tau Daffa hanya satu-satunya anak laki-laki dari keluarga Aditira.

Alina melamun di depan Tv sambil tangannya asik memasukkan jajan satu persatu ke dalam kotak.

"Naa..sudah berapa kotak itu kamu isi?" Tanya Abila dari jarak tidak terlalu jauh. Tapi Alina tidak memberikan jawaban. Alhasil Abila menghampiri Alina.

"__Na?" panggil nya lagi lembut.

"iya Bu?" jawab Alina juga tak kalah lembut, membuat Abila terkekeh.

"kamu kenapa?"

"engga kenapa-napa kok, Bu"

"kalau kamu capek istirahat aja Sayang, baru pulang ngajar langsung bantu Ibu"

"kan emang harus bantu Bu, sebagai anak yang berbakti, ga kayak Lia tuh, bukannya bantu malah keluyuran"

"—lagian ngapain si keluar rumah hampir tiap hari, pulang malam terus lagi. Adek ga aneh-aneh kan, Bu?"

"insyaallah engga, Na. Ibu percaya sama Adek kamu kok, Ibu selalu berdoa untuk keselamatan kedua anak Ibu ini"

Alina menghembuskan nafas nya, bukannya tidak percaya tapi Lia baru kali ini keluar rumah hampir setiap hari dan pulang malam terus entah apa yang diperbuat adiknya itu. Alina hanya takut Lia kenapa-napa.

"sudah jangan terlalu khawatir gitu, Na. mending bantuin Ibu siapin makan siang yuk, Ayah ga lama pasti pulang, kamu beneran ga mau istirahat aja"

Alina mengangguk.

Mengenai Ayahnya semenjak Daffa membayar uang ganti ke Jordan, Ghani tidak pernah berbicara padanya, tidak pernah juga berlaku kasar padanya. Alina bersyukur untuk itu dan ia harap ini akan berlangsung selamanya, perlahan Ghani akan berubah menjadi lebih baik.

Tok'

Tok'

Tok'

"lihat dulu Sayang, siapa di depan" suruh Abila.

Alina berjalan mendekati pintu depan dan dia adalah Daffa. Menghadap ke halaman depan Daffa tak menyadari kedatangan Alina.

"Mas" panggil Alina.

Senyum Daffa merekah, berbalik lalu memeluk Alina. Mengisi energinya kembali setelah berjam-jam berada di Rumah Sakit menangani pasien.

"capek ya, Mas?" Alina membalas pelukan itu, mengelus punggung Daffa memberikan perasaan nyaman disana.

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang