37 : Cemburu Tanda Sayang

1.3K 107 4
                                    

Happy reading
________________

Ira di gendongan Daffa tidak bisa diam terus saja mengoceh, semua barang yang di lihatnya menarik akan ditunjuk dan ingin diambilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ira di gendongan Daffa tidak bisa diam terus saja mengoceh, semua barang yang di lihatnya menarik akan ditunjuk dan ingin diambilnya.

Alina yang masih kesal dengan kejadian tadi pun tidak melihat sama sekali ke anak dan suaminya, dia hanya asik berbelanja.

Daffa yang menyadari itu hanya bisa mengikuti Alina dari belakang.

"Yang, kamu kenapa?"

"engga kenapa-napa"

"jangan ngambek gitu dong, ini kan bukan maunya aku"

"tapi kan bisa di tolak hadiah dari dia"

"—lagian ngapain coba ngasih hadiah ke suami orang, emang kamu ulang tahun? atau sekarang tanggal jadian kalian tapi aku ga tau?"

"astaga Sayang, engga! kok jadi kesana?"

"—belanja dulu aja deh"

Daffa berjalan ke arah lain membiarkan Alina belanja terlebih dulu, tidak enak jika harus membahas satu masalah di tempat umum seperti ini.

"Pa-pa"

"iya cantik? mau apa?"

"Ma-ma"

"Mami masih belanja, sebentar ya, sekarang sama Papi dulu"

"bah—" gumam Eira sampai mengeluarkan liur di sudut bibirnya, dilapnya dengan cepat oleh Daffa.

Alina mengambil keperluan yang dibutuhkan saja, seperti keperluan dapur dan lain-lain. Alina juga mengambil beberapa untuknya pribadi seperti pembalut dan pantyliner serta keperluan yang lain, tak lupa juga Alina mengingat-ingat keperluan Daffa yang sudah habis.

"udah selesai?"

"udah, kamu mau beli apa lagi?"

"engga ada, mau makan?"

"kamu laper?"

"iya"

"yaudah makan aja dulu"

"—mau makan dimana?"

"makan di luar aja, pinggir jalan"

Alina mengangguk dan segera ke arah kasir.

Setelah selesai berbelanja kini mereka mencari pedagang pinggir jalan.

"mau makan apa, Sayang?" tanya Daffa meletakkan satu tangan nya di kepala Alina. Daffa mencoba mengembalikan mood istrinya itu.

Alina menoleh sebentar menatap Daffa, "terserah kamu aja, Mas"

"hmm, apa yaa?

"aku pengen rawon deh, Mas"

"rawon? boleh, kebetulan aku tau dimana rawon yang enak"

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang