06 : Berdua

1.9K 110 22
                                    

Happy reading
_________________

jangan lupa votement, hari ini aku up 2x. baru bisa up karna beberapa hari kemarin lagi persiapan untuk hari raya Galungan, Kuningan, sama Nyepi.

Alina masuk ke dalam rumah Daffa dengan langkah yang sangat kecil, kepalanya pusing dan tubuhnya tak bertenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alina masuk ke dalam rumah Daffa dengan langkah yang sangat kecil, kepalanya pusing dan tubuhnya tak bertenaga. Tepat di pintu masuk Alina terjatuh namun tidak hilang kesadaran.

"Alina!"

"__kamu kenapa?"

Tanpa banyak omong Daffa menggendong Alina masuk dan menidurkan di sofa.

"Al..minum dulu"

Alina meminum air itu sampai tandas, dan menaruh gelas itu dan kembali menatap Alina.

"maaf Pak, saya tidak bertenaga sama sekali kepala saya juga pusing"

"sebentar"

Daffa pergi dan mengambil peralatan dokternya di mobil dan memeriksa kondisi Alina.

"setelah keadaanmu membaik saya akan bantu kamu untuk menghilangkan rasa trauma mu"

"tidak usah Pak, saya tidak mau merepotkan Bapak"

"jangan begitu, saya melakukan ini pure hanya ingin membantu kamu"

"tapi saya tidak ingin merepotkan Bapak"

"tidak ada yang direpotkan, saya seorang dokter dan saya tau langkah apa yang harus dilakukan jika ada orang yang mengalami tindak kekerasan dan pelecehan seperti kamu"

Daffa memberikan penjelasan dan itu sudah pasti tidak bisa dibantah oleh Alina, suara berat Daffa yang ia dengar membuatnya berbeda.

"setelah ini kamu bisa ke kamar dan membersihkan diri, tunggu, saya akan menyiapkan baju untuk kamu dan saya akan antar kamu ke kamar"

"terimakasih Pak" Alina menatap kepergian Daffa.

***

Alina menatap dirinya pada pantulan cermin, pipi merah, bibir terluka dan beberapa bekas berwarna biru, lebam pada leher dan pergelangan tangan juga sangat jelas Alina lihat.

Alina ingin sekali menghubungi Ibu dan Adiknya, tetapi ponselnya tertinggal di rumah Jordan, dia tidak membawa satu barang pun.

Alina menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, tangannya meremas kedua sisi dress yang Alina pakai.

Tok'

Tok'

Tok'

"Al, kamu sudah selesai? ayo kita makan"

Ceklek

Alina membuka pintu kamar dan sudah ada Daffa disana yang menunggunya, Daffa melihat Alina yang terlihat sangat cantik memakai baju kakaknya yang ada dirumahnya. Kakak Daffa memang sering menginap di rumah Daffa saat suaminya ke luar kota.

SAKIT UNTUK CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang