💭ִ ♡‧₊˚🧸✩ ₊˚🧁⊹
Lantunan azan subuh terdengar, Aisha terbangun dari tidurnya. Melirik ke sekeliling dan tersadar dirinya tidak tidur di ranjang melainkan di balik pintu. Aisha menundukkan kepalanya sedih mengingat kejadian semalam tentang pertengkaran kecil yang terjadi antara dirinya dan Ankara. Aisha menyesal, hatinya diliputi perasaan bersalah begitu besar pada Ankara.
Aisha menghela napas, menegakkan tubuhnya lantas berdiri. Berniat mencari Ankara untuk meminta maaf. Aisha tidak tahu Ankara tidur di mana, dia harap pria itu tertidur nyenyak.
Terkejut Aisha dibuatnya usai membuka pintu kamar dan mendapati Ankara tidur di sana. Ankara pun sama terkejutnya, matanya langsung terbuka lebar melihat keberadaan Aisha.
"Aisha," panggil Ankara pelan. Perasaannya bergejolak ingin memeluk Aisha, namun takut Aisha akan menghindar lagi.
Tanpa diduga, Aisha menubruk tubuh Ankara dengan pelukan yang sangat erat lebih dulu membuat Ankara terkejut dan senang secara bersamaan. Perlahan, Ankara mengangkat tangannya membalas pelukan Aisha sembari mengusap-usap punggung Aisha.
"Abang ... Ais minta maaf buat semalam. Maaf Ais udah marah-marah sampai bentak Abang," ujar Aisha bersungguh-sungguh meminta maaf. Air matanya menetes menyesali perbuatannya.
Bibir Ankara mengukir senyum tipis, menguraikan pelukan keduanya lantas menyentuh kedua pipi Aisha dan menghapus air mata yang membasahi wajah cantik istrinya. "Jangan menangis. Kamu tidak perlu meminta maaf, saya yang salah. Maaf saya sudah memaksa kamu dan bertanya banyak hal yang membuat kamu kesal. Saya minta maaf, ya?"
Tangisan Aisha bukannya reda justru bertambah kencang, Ankara dibuat kelimpungan karenanya.
"Apa perkataan saya menyinggung kamu? Kenapa kamu semakin menangis?" tanya Ankara panik, membawa tubuh Aisha dalam pelukannya kembali.
Aisha terdiam membisu, dia sedih sebab Ankara meminta maaf padahal dirinya lah yang bersalah. Dia yang sudah marah-marah sampai membentak Ankara dan mengatakan kalimat yang pasti menyakiti hati suaminya itu hanya karena menyembunyikan sesuatu dalam dirinya.
"Ais yang salah kenapa Abang yang minta maaf? Abang tanya baik-baik, tapi Ais jawabnya malah marah-marah, Ais kekanakan. Ais bahkan sampai menyakiti hati Abang dengan perkataan Ais. Ais minta maaf Abang," sambung Aisha menangis semakin kencang.
"Tidak apa-apa, saya sudah memaafkan kamu. Saya juga minta maaf karena memang saya yang salah, saya bertanya hal lain seakan menuduh kamu menyembunyikan sesuatu dari saya. Saya minta maaf untuk itu, sudah ya lupakan saja." Saya tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari saya, Ais. Kamu tidak mau bercerita ataupun memberitahukan pada saya, maka jangan salahkan saya jika suatu saat saya yang akan mencari tahu sendiri.
Maaf Abang, Ais sudah membuat Abang memutarbalikkan fakta seolah Abang yang bersalah. Padahal Ais tahu, Ais lah yang salah karena menyembunyikan rahasia dari Abang ...
Ankara mengecup kening Aisha penuh sayang membuat tangis Aisha perlahan mereda. "Anggap saja ini ujian pertama untuk pernikahan kita, jadikan pelajaran saja untuk ke depannya. Jangan menangis lagi, ya?"
Aisha menganggukkan kepalanya pelan, menyandarkan wajahnya pada dada Ankara seraya memeluk pinggang Ankara. Pikiran Aisha tertuju akan sikap Ankara yang begitu dewasa menghadapi dirinya yang masih labil. Menenangkan dirinya dengan begitu lembut tanpa ada emosi dalam setiap nada bicaranya. Benar-benar sangat berhati-hati takut menyinggung perasaannya.
Aisha memiliki ketakutan tersendiri tiap kali membuat orang lain marah. Aisha takut permintaan maafnya akan diabaikan atau dibalas tindakan yang lebih kejam. Berbagai pikiran buruk pun hinggap di kepala Aisha sebelum menyatakan permintaan maafnya pada Ankara tadi. Aisha takut Ankara akan memarahi dan membentak dia. Seperti yang dilakukan Fiandra setiap dia melakukan kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hatiku
RomanceStory 3 Pertemuan singkat di antara keduanya menumbuhkan benih-benih cinta dalam diri Ankara. Siapa sangka jika ternyata perempuan yang ditemuinya itu adalah calon istri saudara kembarnya yang telah dipilihkan orang tuanya lewat perjodohan. Beberapa...