💭ִ ♡‧₊˚🧸✩ ₊˚🧁⊹
“Sebenarnya Aisha memiliki rahasia yang dia sembunyikan dari semua orang, selama ini Aisha mengidap penyakit jantung.”
Mendadak suasana sangat sunyi setelah Ankara mengatakan hal tersebut, Althair dan Aluna yang tadi sangat berbahagia atas kehamilan Aisha langsung dibuat terkejut dan khawatir mengetahui Aisha mengidap penyakit jantung.
“I-ini enggak lagi bercanda, kan?” Aluna bertanya memastikan, sungguh dia masih tidak menyangka menantunya menyembunyikan rahasia sebesar ini.
Mendapat gelengan kepala dari Ankara maupun Aisha, bahu Aluna langsung lemas. Dia kembali memeluk Aisha dengan matanya yang berkaca-kaca. Bagaimana tidak sedih jika perempuan yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri memiliki luka yang dia sembunyikan dengan begitu apik.
“Buna, kenapa nangis?” Aisha berdiri dan bertanya dengan wajah panik lantaran mendengar suara tangisan dari ibu mertuanya.
Aluna meregangkan pelukan keduanya, menatap Aisha dengan matanya yang sembap. “Gimana Buna enggak nangis mengetahui kondisi kamu, kenapa kamu enggak kasih tahu Buna dari awal? Kenapa harus merahasiakan ini dari kami?”
Bukannya tersinggung mendengar omelan yang diberikan Aluna, Aisha justru tersenyum merasa terharu. “Ais minta maaf karena enggak cerita dari awal sama Buna maupun Abi, Ais enggak mau merepotkan kalian. Abi sama Buna sudah sangat baik sama Ais, kalian menerima kehadiran Ais dengan sangat baik di keluarga ini. Rasanya enggak pantas aja Ais yang masih orang baru tiba-tiba menceritakan masalah Ais sama kalian, yang ada nanti Abi sama Buna terbebani.”
“Buna enggak suka, ya, kamu ngomong gitu. Kamu sama sekali enggak menyusahkan kami, sayang. Buna sudah bilang sama kamu untuk anggap Buna seperti bunda kamu, jadi kalau kamu ingin menceritakan masalah apa pun yang kamu alami, Buna akan dengan sigap menjadi pendengar.”
Aisha terharu mendengarnya, dia sangat bersyukur bisa bertemu keluarga seperti mereka yang begitu baik dan amat menyayanginya.
Memiliki penyakit jantung dan sedang dalam masa kehamilan dapat memperburuk kondisi jantung ibu dan terkadang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi atau bahkan sampai menyebabkan komplikasi. Aluna sangat paham karena dia seorang dokter, itulah mengapa dia menyuruh Aisha agar lebih banyak beristirahat dan memperhatikan segala aktivitasnya. Tidak tanggung-tanggung wanita itu akan meminta tolong pada dokter lain untuk memantau kondisi Aisha agar tetap baik-baik saja.
“Abang, ikut Abi sebentar.” Suara Althair yang memanggil Ankara menghentikan Aluna yang tengah berbincang dengan Aisha, keduanya menatap Ankara yang terlihat kaget mendengar panggilan Althair.
Ankara menghela napas kemudian mengangguk. “Na'am Abi.”
Aluna mengusap bahu Aisha meyakinkan Aisha tidak akan terjadi apa-apa pada Ankara lantaran melihat wajah Aisha agak cemas. Di sisi lain, Althair mengajak Ankara berdiri di teras samping rumah, berniat membicarakan sesuatu.
“Ada apa, Abi?” Ankara membuka suara memecah keheningan sebab sudah dua menit tidak ada kata yang keluar dari Abi-nya.
Bukannya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anak sulungnya, Althair justru balik bertanya yang mana langsung membuat Ankara diam. “Apa yang kamu lakukan pada Aisha sehingga matanya terlihat sembap?”
“Apa maksud pertanyaan Abi?” tanya Ankara tidak mengerti.
Althair terkekeh seraya menghadapkan tubuhnya pada Ankara, semakin menambah rasa penasaran Ankara. “Kamu pikir Abi tidak tahu jika kamu sudah membuat Aisha menangis?”
Ankara kembali diam, dia membasahi bibirnya yang terasa kering. Sepertinya dia akan mendapat teguran keras dari sang ayah. “Afwan, Abi,” lirih Ankara kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hatiku
RomanceStory 3 Pertemuan singkat di antara keduanya menumbuhkan benih-benih cinta dalam diri Ankara. Siapa sangka jika ternyata perempuan yang ditemuinya itu adalah calon istri saudara kembarnya yang telah dipilihkan orang tuanya lewat perjodohan. Beberapa...