🦋16: Tahajud Bersama

2.2K 226 37
                                    

💭ִ ♡‧₊˚🧸✩ ₊˚🧁⊹

Aisha bersandar di kepala ranjang sembari fokus memainkan ponsel tanpa memedulikan Ankara yang terus-terusan menatapnya.

Sejak tadi, Aisha mendiamkan Ankara. Dia hanya tidak ingin Ankara bertanya-tanya mengenai kejadian tadi siang saat Ankara melihat luka di punggungnya. Aisha belum siap jika harus memberitahu Ankara.

“Aisha.”

Ankara akhirnya membuka suara untuk memanggil Aisha. Aisha bergumam sebagai balasan, dia masih asik dengan ponselnya. Ankara mendekat dan mengambil ponsel Aisha, menyembunyikan di belakang tubuhnya.

Aisha berdecak kesal, dia melayangkan tatapan tajam pada Ankara. “Apa sih?! Sini ponsel gue!”

“Tidak, kamu terlalu fokus dengan ponsel ketimbang suamimu. Apa ponsel itu lebih menarik dari saya?”

Aisha bergidik geli mendengarnya, dia merasa Ankara seperti berbeda orang. “Emang lebih menarik ponsel daripada lo,” balas Aisha.

Wajah Ankara berubah tidak suka. “Kalau begitu ponselmu tidak akan saya kembalikan,” ujarnya enteng.

“Dih?! Mana bisa begitu?!”

Ankara tidak membalas lagi, pria itu beranjak pergi sembari membawa ponsel Aisha membuat Aisha dengan cepat mengikutinya. “Balikin ponsel gue!”

“Tidak mau.”

“Ngeselin! Mau lo apa sih?!”

“Kamu,” balas Ankara terdengar ambigu di telinga Aisha. Melihat ekspresi Aisha, Ankara cepat-cepat meralat ucapannya. “Maksudnya saya ingin kamu tidak mendiamkan saya lagi, saya tidak suka kamu bermain ponsel terus-terusan.”

Aisha memutar bola matanya malas. “Iya-iya sini balikin!”

“Akan saya kembalikan setelah kita selesai salat.”

Aisha mengerutkan keningnya heran, menatap Ankara penuh tanda tanya. “Gue udah salat Isya tau!”

“Saya tau, tapi bukan itu maksud saya.” Ankara menunduk untuk menatap Aisha yang lebih pendek darinya. “Kita belum melaksanakan salat sunah setelah akad nikah.”

Aisha memiringkan kepalanya bungung. “Hah? Emang ada?”

“Ada.” Ankara mengangkat tangannya mengusap rambut hitam legam Aisha. “Salat sunah setelah nikah adalah salat sunah yang dilaksanakan setelah akad nikah atau sebelum berhubungan suami istri.”

Mata Aisha sontak membulat, dia menepis tangan Ankara dari kepalanya dan memundurkan langkah dengan wajah terkejutnya. “S-sebelum hubungan suami istri? M-maksud lo?”

Ankara terkekeh mendapati wajah Aisha yang sangat menggemaskan, dia memajukan tubuhnya membuat Aisha otomatis semakin memundurkan langkahnya. “Tidak perlu takut, saya tidak akan melakukan itu sebelum kamu siap. Saya hanya ingin kita melaksanakan salat saja.”

Wajah Aisah seketika merah madam, Aisha tidak mengerti mengapa jantungnya jadi berdebar kencang. “S-siapa yang takut?! Enak aja,” ujar Aisha memalingkan wajahnya ke samping.

“Oh, ya?” Ankara semakin mendekatkan tubuhnya pada Aisha, mengurung Aisha yang sekarang tidak bisa ke mana-mana.

Aisha menahan napas tatkala Ankara mengangkat dagunya hingga tatapan keduanya bertemu. Hembusan napas Ankara terasa jelas di wajah Aisha membuat Aisha semakin merinding. “Ih jauh-jauh!” pekik Aisha sembari mendorong tubuh Ankara menjauh.

Ankara gemas dengan tingkah Aisha, dia tergelak dan mengacak-acak rambut Aisha. “Ya sudah ayo,” ajaknya.

“Ayo apa?”

Pilihan HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang