Happy reading!
Jaemin x Giselle
*
*
*
Giselle merasa frustasi dan bingung dengan kejadian ciuman yang baru saja terjadi. Saat ini, dia berada di kamar mandi, mencoba menenangkan diri sambil memandang refleksi dirinya di cermin. Dia merasa malu dengan apa yang telah terjadi dan ragu bagaimana harus bertemu mata dengan Jaemin setelah ini.
Hatinya berdebar, dan pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang apa yang seharusnya dia lakukan selanjutnya. Apakah ini akan mengubah segalanya antara mereka? Apakah Jaemin merasakan hal yang sama? Pertanyaan-pertanyaan ini membuat Giselle merasa tidak yakin dan takut untuk keluar dari kamar mandi apalagi sebentar malam adalah dinner episode terakhir mereka.
Dia mencoba menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk mengumpulkan keberaniannya. Giselle tidak ingin kejadian ini mengganggu hubungan kerja mereka atau membuat suasana di antara mereka menjadi lebih canggung. Namun, pada saat yang sama, dia tidak bisa mengabaikan perasaan yang tumbuh di dalam hatinya.
Setelah beberapa saat berdiri di depan cermin, Giselle akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Dia tahu dia tidak bisa bersembunyi selamanya dan harus menghadapi situasi ini dengan kepala tegak. Namun, langkahnya terasa sangat berat saat dia membayangkan tatapan Jaemin dan harus menjelaskan atau berbicara tentang apa yang baru saja terjadi.
Dengan hati yang masih berat, Giselle perlahan membuka pintu kamar mandi dan mengintip ke luar, mencoba mempersiapkan diri untuk apa yang akan dihadapinya.
Saat Giselle membuka pintu kamar mandi dan melangkah keluar, ruangan terasa hening. Matanya segera mencari sosok Jaemin, namun dia tidak berada di dalam kamar. Napas Giselle tercekat sejenak, merasa lega namun sekaligus kecewa. Ada bagian dari dirinya yang ingin segera menyelesaikan masalah ini, namun bagian lainnya merasa takut akan respons Jaemin.
Dia berjalan ke arah jendela, memandangi pemandangan luar yang indah, mencoba mengalihkan pikirannya dari kecemasan yang mencekik. Namun, setiap detik terasa seperti jam, pikirannya terus kembali pada kejadian tadi.
Giselle akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi tempat tidur, memainkan ujung selimut dengan jari-jarinya. Pikirannya menerawang, bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkan Jaemin saat ini. Apakah dia juga merasa canggung? Atau apakah dia menyesali apa yang telah terjadi?
Dalam keheningan kamar, pintu tiba-tiba terbuka. Jaemin berdiri di ambang pintu, menatap Giselle dengan ekspresi yang sulit dibaca. Jantung Giselle berdegup kencang, merasakan mata Jaemin yang menatapnya langsung.
Untuk beberapa saat, mereka hanya saling menatap dalam diam, tidak ada yang berani memecahkan keheningan. Akhirnya, Jaemin mengambil langkah pertama, duduk di sisi tempat tidur yang berlawanan dengan Giselle.
"Kita perlu bicara," katanya dengan suara yang lembut namun teguh.
Giselle mengangguk, merasa lega karena Jaemin memulai pembicaraan. "Aku... aku minta maaf," ucapnya, suaranya hampir tidak terdengar. "Aku tidak yakin apa yang harus aku rasakan... atau apa yang seharusnya kita lakukan sekarang."
Jaemin menghela napas, mencari kata-kata yang tepat. "Aku juga bingung, Giselle. Apa yang terjadi tadi... itu tidak direncanakan. Tapi, aku tidak menyesalinya."
Mendengar pengakuan itu, Giselle mengangkat wajahnya, menatap Jaemin dengan mata yang lebar. "Kamu... tidak?"
Jaemin menggeleng. "Tidak. Tapi aku khawatir tentang bagaimana ini akan mempengaruhi kita, hubungan kita, dan bagaimana orang lain akan melihat ini, baiklah sekarang ayo kita mempersiapkan dinner terakhir kita PD-nim sudah memanggil tadi" ucap Jaemin mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giselle Short Story [Gigi x Boys]
FanfictionBerisi Short Story jijel dengan idol boys SM ENT