Blind Date in May 1 [Na Jaemin]

739 87 14
                                    

happy reading!

Dinginnya malam di kota besar itu tidak mengurangi semangat Taeyeon untuk memastikan putrinya memiliki kehidupan cinta yang bahagia dan teratur. Keputusannya sudah bulat, Winter harus bertemu dengan Jaemin, anak teman bisnisnya, dalam sebuah acara kencan buta. Rencana sempurna bagi seorang ibu yang menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun bagi Giselle, ini adalah malapetaka.

Seharusnya Winter, sahabat Giselle, yang menjadi calon pasangan Jaemin malam itu, namun karena alasan yang tidak jelas, Winter mendadak menolak. Tanpa pilihan lain dan ingin menghindari kekecewaan Mama, Giselle mengambil alih posisi Winter.

"Winter, aku benar-benar tidak nyaman dengan ini," keluh Giselle saat mereka bersiap.

"Eonni, aku percaya padamu...buat pria itu untuk menolak perjodohan ini" ujar Winter  sambil merapikan kerah baju Giselle.

Dengan berat hati, Giselle memasuki Cafe yang sudah disepakati. Jaemin sudah menunggu di meja sudut. Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam yang dipakainya. Giselle menghela napas dan mengambil langkah menuju meja.

"Halo, Anda Winter?" tanya Jaemin dengan senyum yang ramah.

"Iya, maaf, saya sedikit terlambat," jawab Giselle sambil duduk.

"Tidak masalah, senang akhirnya bertemu dengan Anda," Jaemin menyambut dengan sikap hangat.

Kencan dimulai dengan percakapan ringan. Namun, Giselle yang ingin segera mengakhiri kencan ini mencoba menunjukkan sisi yang dia yakin Jaemin tidak akan suka.

Pada malam yang diatur untuk menjadi kencan kedua mereka di sebuah Cafe yang cozy, Giselle telah bertekad untuk mendorong Jaemin menjauh. Sebagai bagian dari strateginya, dia berencana untuk berperilaku berbeda dari sosok ideal yang mungkin diharapkan Jaemin. Mereka berdua duduk di meja yang diterangi cahaya lilin, menambah suasana romantis yang nyata. Namun, di hati Giselle, rencana lain sedang berkecamuk.

Ketika pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka, Jaemin mulai melihat-lihat menu, merenungkan pilihan makan malam. Sebelum Jaemin sempat berkata apa-apa, Giselle dengan cepat menyela, "Kami akan memesan dua bir saja untuk sekarang." Dia memberikan senyuman penuh tantangan kepada Jaemin, mencoba melihat reaksinya.

Jaemin, yang tadinya akan memilih makanan pembuka, terkejut dengan keputusan mendadak Giselle. Alisnya terangkat, jelas tidak mengharapkan ini dari Giselle, mengingat suasana dan setting mereka saat itu. Namun, alih-alih protes atau menunjukkan ketidaksetujuan, Jaemin memutuskan untuk mengikuti arus.

"Baiklah, dua bir saja dulu," Jaemin berkata kepada pelayan dengan nada suara yang tetap tenang dan sebuah senyuman yang menenangkan. Setelah pelayan pergi, dia memutar kembali perhatiannya ke Giselle, mencoba menilai apa yang sedang terjadi.

Giselle, yang mengharapkan semacam reaksi negatif atau pertanyaan dari Jaemin, merasa sedikit frustrasi dengan ketenangan dan penerimaannya yang tak tergoyahkan. "Kamu tidak keberatan?" tanyanya, suaranya mengandung sedikit kekecewaan yang tidak dia sadari sebelumnya.

Jaemin menatapnya dengan pandangan yang penuh pemahaman dan sedikit rasa ingin tahu. "Mengapa aku harus keberatan? Ini malam kita, dan kita bebas memilih apa pun yang kita suka, bukan?" katanya dengan lembut. "Tapi, jika kamu ingin sesuatu yang lain atau lebih spesifik, aku terbuka untuk itu. Yang penting adalah kita menikmati waktu kita bersama."

Giselle, yang kehilangan momentum karena respons Jaemin yang tidak terduga, merasa kebingungan dengan perasaannya sendiri. Bukannya lega bahwa rencananya tidak berjalan lancar, dia malah merasa sedikit kesal karena Jaemin begitu mudah beradaptasi dan menerima apa pun yang dia katakan atau lakukan. Ini membuatnya mulai mempertanyakan motivasinya sendiri untuk mendorong Jaemin menjauh. Dia akan membuat strategi lain.

Giselle Short Story [Gigi x Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang