Silence [Huang Renjun]

1.4K 145 23
                                    

Happy reading!

Giselle x Renjun

🌙🦊

"Apa kabar, kak?"

"Ah, kupikir kau sudah lupa untuk datang kemari," ujar gadis itu membenarkan jas putihnya. Dia baru saja keluar dari sebuah ruangan tepat saat laki-laki itu datang.

Ruangan itu terlihat cukup gelap, hanya ada sinar matahari yang mengintip melalui jendela kaca yang terbuka. Di sudut ruangan, seorang gadis duduk meringkuk di atas kasur dengan kepala tertunduk. Di sampingnya ada makanan diatas nakas yang belum terjamah sama sekali. Entah karena menunya yang kurang lezat, atau karena dia memang tidak berselera.

"Jadi, dia yang kau maksud?" tanya laki-laki itu memastikan.

Wanita itu mengangguk.

"Sudah lebih dari setahun dia ada di sini. Ayahnya meninggal karena kecelakaan, ada ibunya menyusul tiga bulan berikutnya karena frustasi,"

"Wah hidupnya bahkan lebih buruk dari Yuna."

Anggukan setuju ditunjukkan gadis itu.

"Oh ya, Kak Wendy, bagaimana kalau kita makan malam bersama?"

"Dengan syarat... kaulah yang mentraktirku."

Renjun setuju. Wendy lantas mengaitkan tangannya di lengan laki-laki itu.

🦊🌙

Gadis itu berdiri di dekat jendela, dia mengulurkan tangannya keluar dan merasakan udara sejuk yang perlahan menyapa jemarinya. Sudut bibir yang sebelumnya membentuk senyum itu langsung melebur ketika telinganya samar-samar mendengar derap langkah mendekat.

Gadis itu melangkah mendekati kasurnya dan membaringkan tubuhnya di sana. Matanya terpejam ketika terdengar suara kenop pintu yang diputar.

Dalam keadaan terpejam, gadis itu bisa merasakan seseorang mendekatinya. Detik berikutnya terdengar suara nampan alumunium yang diletakkan di meja.

"Apa masakanku tidak enak? Kenapa dia tidak pernah memakannya dan hanya tidur sepanjang waktu," keluh gadis yang barusan datang membawa makanan.

Setelah menyelesaikan tugasnya dengan mengganti menu makan gadis itu, dia pergi. Di luar kamar, dia berpapasan dengan Wendy dan Renjun.

"Dokter Son," sapanya dengan membungkuk.

"Apa dia tidak mau makan lagi, Minnie?" tanya Wendy menatap nampan makan yang masih utuh.

"Semua orang bilang masakanku enak, tapi dia tidak pernah menyentuhnya," keluh Minnie sedih.

"Jangan sedih," Wendy menyentuh pundaknya menyemangati.

Minnie memang baru bekerja disini selama tiga bulan, jadi dia sedikit sensitif tentang komentar orang terhadapnya.

Renjun yang mendengar perkataan Minnie membuka pintu kamar itu perlahan dan mengintip seorang gadis itu yang tampak tertidur dibalik selimutnya.

"Dia selalu seperti itu, berpura-pura tidur untuk menghindari berinteraksi dengan kami," jelas Wendy menutup pintu di depannya.

"Belum ada yang bicara dengannya selama setahun terakhir?"

"Tidak satupun," sedih Wendy.

"Lebih mudah mengatasi Jisoo yang selalu memberontak dan membuat keonaran untuk dikeluarkan dari tempat ini, daripada menghadapinya."

"Dia hanya diam saat kami menyuntikkan obat dan vitamin padanya. Bahkan ketika kakinya terluka akibat pecahan kaca, dia tidak meringgis sedikitpun ketika aku mencabut pecahan yang menancap di telapak kakinya."

Giselle Short Story [Gigi x Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang