Step Mother 3 [?]

972 125 11
                                    

Happy Reading!

Baekhyun x Giselle x Haechan


🌷🌷🌷


Sesuai rekomendasi Yeri, Giselle dan Haechan pergi ke cafe and resto yang terletak tiga blok di depan Ttinbe Bride. Kafe tersebut tak hanya menawarkan aneka jenis kopi dan hidangan ringan, tapi juga salad dan pasta yang menjadi rekomendasi dari pelayan di sana. Giselle merasa perutnya lapar, dia berencana memesan pasta bayam, tapi Haechan bilang dia tidak napsu makan, jadi Giselle mengalah. Gadis berponi itu memesan latte dan cheese cake, sementara Haechan hanya memesan americano.

Lagi-lagi, suasana hening tercipta. Giselle mendesah pelan. Inilah alasan kenapa tadinya Giselle berniat mengajak Yeri bergabung, dia ingin Yeri membantu mencairkan suasana canggung antara dirinya dan Haechan. Giselle merasa Yeri membawa mood yang bagus bagi pria Lee itu. Seperti tadi, Haechan langsung sumringah saat bertemu Kim Yerim. Jika Yeri belum punya calon suami, Giselle rasa dia sangat cocok untuk menjadi pendamping Haechan.

Tidak, tidak, Giselle menggelengkan kepalanya cepat. Hak apa dia memilihkan pendamping hidup bagi calon anak tirinya itu. Dia saja belum benar-benar diterima. Bodoh, Giselle merutuki dirinya sendiri.

"Ini pesanan anda, silahkan dinikmati," suara lembut pelayan wanita itu membuyarkan lamunan Giselle, dengan cepat gadis itu menggangguk berterima kasih.

Lima menit berlalu tanpa ada yang berniat membuka obrolan. Giselle memotong cheese cake miliknya dengan garpu kecil, lantas memakannya pelan.

"Menurutmu, aku bagaimana?" tanya Giselle lugas pada Haechan yang tengah menyeruput americanonya. Pria itu hampir tersedak, namun dengan cepat mengatur ekspresinya.

"Kau mau jawaban jujur atau bohong?" jawab Haechan seakan meletakkan Giselle pada pilihan yang tidak menguntungkan.

Giselle tersenyum miris sebelum berujar lirih, "meskipun kejujuran selalu menyakitkan, setidaknya aku tidak ingin dibohongi."

Haechanterdiam. Ada banyak kejujuran yang ingin dia sampaikan, tentang perasaannya, tentang bagaimana dia sangat menetang pernikahan Giselle dan ayahnya, tapi semua hanya mampu didengar hatinya sendiri.

"Matrealistis dan tak tahu malu," jawab Haechan pedas. Entah bagaimana kalimat sekasar itu meluncur mulus dari bibirnya.

Bukannya marah, Giselle justru tersenyum dengan anggukan kecil, "sudah kuduga. Kau mungkin bukan satu-satunya yang berpikir demikian."

Seorang mahasiswa yang bahkan belum lulus menikah dengan duda kaya beranak satu? Apalagi yang bisa orang lain pikirkan? Sudah pasti mahasiswa tersebut matrealistis bukan, atau mungkin dianggap simpanan sebelumnya.

"Aku masih tidak mengerti kenapa kau mau menikah dengan ayahku yang sudah berumur itu. Bahkan jika ayahku memang tampan, kau... lebih cocok jadi putrinya," ujar Haechan.

"Kau benar," angguk Giselle sependapat. "Tapi menurutmu, apa yang bisa membuat seseorang melakukan hal diluar nalar? Uang? Ya, tentu saja. Karena tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh uang."

Realistis. Giselle benar, apa yang tidak bisa dilakukan dengan uang? Tidak ada. Bahkan di jaman sekarang, cintapun bisa dibeli dengan uang, kejujuran dibeli dengan uang. Semua hanya tentang uang, uang dan uang.

"Jadi, inikah alasanmu menolakku hari itu?" tanya Haechan sinis. "... karena kau lebih mengincar harta ayahku, benarkan?"

Dalam pikirannya selama ini, Giselle adalah sosok yang baik, berhati bersih dan juga pekerja keras. Gisellejuga selalu tampil sederhana, tak seperti kebanyakan gadis yang suka memamerkan barang mewah. Giselle terlihat merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Apakah Haechan telah salah menilai?

Giselle Short Story [Gigi x Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang