15.

12.4K 448 11
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.
.

.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum para pembaca, budayakan follow dan vote serta komen ya.

Karna follow, vote Dan komen adalah bentuk dukungan kalian terhadap aku si penulis baru.

Budayakan pencet bintang dulu sebelum membaca.

Bantu follow :
IG :  @wattpadaqilahaeni
Tiktok : IbunAqilah









































Pagi ini, terlihat Nadien tengah memperhatikan teman-temannya yang menaiki bus itu. Dirinya ingin sekali ikut, namun suaminya melarang.

"Mau ikut," Nadien terkejut karena Gus Fathan sudah di sampingnya. Beruntung mereka berdua berada di dalam rumah.

Nadien melihat dari jendela Ndalem, karena lapangan pondok tidak jauh dari Ndalem. Gadis cantik itu menatap ke arah pria dengan kulit kuning Langsat itu, menatap dengan harapan.

"Memang boleh?" Tanya Nadien, pria itu kini mengelus kepala Nadine lembut.

"Boleh, temani saya, jadi pendamping saya," ujar nya dan Andien mengerti maksud dari ucapan gus Fathan.

"Kita tidak usah bawa baju, nanti beli disana, lagian tidak jauh," ujarnya mengeluarkan cadar berwarna hitam itu.

Pria itu memasangkan cadar itu ke wajah Nadien, menikmati manik Hazel yang indah membuat nya berdebar.

"Tapi, Bagaiman dengan Umi dan Abi? Memang boleh Nadien keluar pondok?" Tanya nya yang takut mertua nya itu tidak memperbolehkan dirinya keluar apalagi baru selesai sembuh.

"Yang suami kamu saya atau mereka?" Tanya balik Gus Fathan

"Gus nya lah," jawab nadien

"Itu tau kan, tanggung jawab kamu itu di saya, jadi, ayo kita berangkat. Kamu juga pasti bosen kan di rumah saja." Kini menggenggam tangan Nadien.

Gus Fathan dan nadien kini memasuki mobil itu, ia menikmati suasana yang sudah lama tidak dia lihat.

Mereka menuju kota Semarang untuk mengikuti lomba yang akan di laksanakan besok, Gus Fathan sendiri memperhatikan binar mata gadis cantik itu.

Ia kini menepikan mobilnya di sebuah toko bunga, Nadien yang melihat itu bingung. Apalagi Gus Fathan tiba-tiba turun dan masuk ke dalam toko bunga itu,

Gus Fathan keluar dari toko bunga membawa tulip putih itu, dan masuk ke dalam mobil. Pria itu memberikan bunga kepada Nadien, Nadien sontak bingung.

"Buat saya?" Tanya nya dan Gus Fathan mengangguk.

"Serius? Ini buat saya Gus?" Tanya lagi

CINTA TULUS GUS GALAK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang