32

9.7K 427 11
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.
.
.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum para pembaca, budayakan follow dan vote serta komen ya.

Karna follow, vote Dan komen adalah bentuk dukungan kalian terhadap aku si penulis baru.

Tetap maksa follow dan vote guys, biar semangat terus updatenya.

Bantu follow :
IG :  @wattpadaqilahaeni
Tiktok : IbunAqilah








































Matahari terlihat bersinar di pagi ini, terlihat perempuan berAbaya hitam itu tengah duduk di balkon kamarnya.

Ia sedang membaca buku tentang kehamilan sambil mengelus perutnya yang sudah terbilang berumur 5 bulan.

Tubuhnya yang mungil itu terlihat sangat lucu ketika perutnya sudah mulai membesar, terdengar suara langkah mendekati perempuan hamil itu.

Pria berkoko senada dengan perempuan itu mendekati sambil membawakan susu untuk ibu hamil.

"Sayang, kenapa di balkon pagi-pagi begini, angin nya lumayan kencang loh, nanti kamu masuk angin lagi," khawatirnya yang kini sudah dekat ke istrinya itu.

Perempuan itu hanya tersenyum, "Udara pagi bagus tau mas, Lagian juga aku butuh kenak matahari, masa aku kenak mataharinya pas berangkat sekolah saja." Jawab nya, Gus Fathan menggeleng kan kepalanya.

Nadine semenjak hamil memang sangat cerewet, apalagi sekarang mood Nadien sudah sering naik turun.

Beruntung selama kehamilan, Nadien bisa melaksanakan sekolahnya. Bahkan tinggal satu bulan lagi istrinya itu akan wisuda.

"Diminum dulu susu nya," kini duduk di samping Nadien sambil memberikan segelas susu itu. Nadine menerima gelas berisi susu itu dan meminumnya.

Gus Fathan yang melihat itu menjadi senang, selama kehamilan menginjak 3 bulan nadien sudah tidak mabuk karena hamil. Gus Fathan bersyukur, anaknya tidak membuat istrinya tersiksa selama hamil ini.

"Kayak anak kecil, minum nya belepotan," ujarnya sambil mengusap bibir Nadien yang terlihat kotor karena susu yang tersisa itu.

"Kan emang anak kecil yang bisa bikin anak kecil," jawab Nadine usil, Gus Fathan langsung mengangkat satu alisnya.

"Belajar dari siapa bisa ngomong gitu?" Tanya Gus Fathan dengan mode suara rendah membuat Nadine merinding.

"Belajar dari siapa ya? Siapa ya? Dari diri sendiri lah," jawab Nadien pede. Gus Fathan kembali menggeleng kan kepalanya.

Istrinya ini aslinya memang kepercayaan tinggi sekali, "Nanti saya terkam mau?" Kata Gus Fathan membuat Nadien langsung terdiam.

"Jangan lah, ntar kasihan dedeknya," jawab Nadien yang kini mengelus perutnya, Gus Fathan hanya tersenyum kecil. Ia juga kini menaruh tangan besarnya itu di perut Nadien.

CINTA TULUS GUS GALAK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang