Sky PraMel 41

177 22 10
                                    

"Mel" teriak Jordan sembari menyusuri seluruh sudut kamar

"Meli"

"Sayang, kamu pasti sembunyikan?"

"Mel"

"Melati"

"Ayo keluar Mel"

"Aku bawa medali buat kamu dan adek"

"Sayang plis jangan gini, bilang sama aku semua ini bohong kan?" Ujar Jordan saat Ia harus menerima bahwa tidak ada Melati disana, lututnya menyatu dengan lantai rasa hancur begitu tega menyakitinya

"Bang ini kak Mel ninggalin ini" ujar Monly sembari memberikan cincin pernikahan, buku nikah, ATM, hasil pemeriksaan terakhir beserta USG dan surat dari Melati

Melihat semua itu Jordan mengambil perlahan sembari menahan tangis, Ia lebih dahulu membuka hasil pemeriksaan Melati dan ya tangisnya kembali pecah saat surat itu menyatakan bayi mereka kembar begitupun dengan hasil USG

"Ternyata anak kita kembar sayang, dan kamu tega pisahkan aku dengan mereka?" Ujar Jordan lirih kemudian di bacanya surat dari Melati, Ia meremas surat itu dalam pikirannya Ia tak menyangka Melati akan melangkah sejauh ini

"Permisi pak, di bawa ada kuasa hukum ibu Melati yang ingin menemui bapak. Permisi" ujar mba kemudian berlalu pergi

Belum selesai luka yang satu sudah muncul luka baru, mereka tak mau menunggu lama semuanya kini turun ke bawa

"Sejak kapan Melati menemui anda?" Tanya Jordan emosi, namun mama Herlinche dan mama Eva mencoba menenangkan Jordan

"Surat perceraian sudah di ajukan sekitar 2 minggu lalu pak dan ibu Melati sudah menandatangani bagian ibu Melati dan saya di suru kemari untuk memberikan ini kepada bapak" ujar pak Anwar yang merupakan kuasa hukum Melati

Jordan tertawa lepas seperti orang gila mendengarkan perkataan pak Anwar

"Lalu? Anda pikir saya akan tanda tangani surat bodoh itu? Kemari kan akan saya lenyapkan beserta anda" tegas Jordan

"Bang sabar bang" ujar mama Herlinche sembari mengelus lengan Jordan

"Tenang mama sebagai orang tua Meli tidak akan setuju akan hal ini, pernikahan hanya boleh terjadi satu kali seumur hidup" tegas mama Eva

"Maaf pak, tapi kami sebagai orang tua Jordan maupun Melati tidak menginginkan perceraian itu oleh karena itu lebih baik bapak katakan pada Melati untuk mencabut gugatannya, sebab permasalahan mereka bisa kami atasi" ujar papa Daud dengan tenang

"Maaf kembali pak, masalahnya ibu Melati sudah tidak bisa di hubungi. Terakhir ibu datang hari rabu pagi pagi meminta surat ini segera di berikan, namun saya mencoba menelfon kembali ponsel ibu Melati tidak aktif" balas pak Anwar juga yang bingung mau mencari Melati kemana

"Melati sedang tidak berada di rumah, dia pergi dari sini. Kami pun sangat kacau dengan semua ini jadi saya mohon pengertiannya, anda bisa kembali nanti saat kami pun sudah tenang" sambung papa Setio yang dari tadi hanya terdiam

"Baik pak, hubungi saya jika keadaan mulai membaik. Pak Jordan saya meminta maaf karena memang saya juga tidak tahu mengenai masalah kalian, saya permisi" ujar Pak Anwar segera bergegas meninggalkan mereka

"bang kamu bersih-bersih dulu gih, terus turun makan kita ngobrol lagi kalau kamu udah tenang" ujar mama Eva sembari mengambil tissue mengusap air mata Jordan

"Ayo bang, kamu harus semangat kita harus cepat cari Meli" ujar papa Setio

Sekarang Jordan meninggalkan mereka dan menuju kamar.

SKY PRAMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang