"Calm down Odan, gak apa-apa oke. Semua akan baik-baik aja" ujar Felicya sembari memeluk Jordan, karena memang hanya Felicya yang paham bagaimana menangani Jordan jika Ia kembali histeris
Felicya sempat terkejut karena terakhir kali Jordan menangis histeris seperti ini sekitar 2 tahun lalu saat Ia mulai kembali bangkit dan menaruh harapan penuh pada Tuhan
"Keluar Mel" tegas Felicya menatap tajam Melati begitupun Melati
Tak lama kemudian docta dan beberapa tim medis tiba di ruangan Jordan dan mereka menyarankan Melati untuk menunggu di luar ruangan.
Melati harus menunggu di luar ruangan dengan hati yang tidak tenang, pikiran mendadak kosong.
"Mel" ujar docta saat keluar dari ruangan
"hmm ta gimana keadaan Jordan" tanya Melati khawatir
"Sangat memperihatinkan Mel, cedera dia kambuh dan dia kembali mengalami trauma psikologis. Semenjak lu pergi tadi siang gua udah liat dari mata Jordan bahwa dia cemas, takut, dan sudah pasti dia mengingat kembali peristiwa yang buat mental dia hancur yaitu saat lu ninggalin dia. Tadi siang itu pasti titiknya dimana dia mulai memikirkan itu kembali dan makanya kenapa bisa begitu cepat kambuh, hmm apa tadi lu berdebat sama Jordan?" Ujar Docta, sedangkan Melati tidak pernah menyangka bahwa apa yang Jordan lalui sangat berat
"iya ta, gua sama dia debat masalah Feli" balas Melati jujur yang membuat docta mengangguk karena memang sudah docta duga
"Kalo gua bisa kasih saran Mel, tolong buat mengerti posisi Jordan saat ini karena dia lagi sakit dan trauma psikologis itu bukan hal sepeleh dan dia sangat butuh Felicya. Memang Feli hanya dokter pendamping dia, tapi selama kepergian lu hanya Feli yang tahu kondisi kesehatan mental Jordan. Jangan egois, biarin dia sembuh sepenuhnya" jelas docta kemudian berlalu pergi
Saat Felicya keluar dari ruangan Jordan bersama beberapa suster, Felicya langsung berlutut di hadapan Melati dan waktu yang bersamaan keluarga Jordan dan Melati maupun Kevin Dava tiba di tempat.
Mereka menatap bingung dengan reaksi Felicya, Melati pun di buat bingung
"Aku mohon Mel, izinin aku buat merawat Jordan. Biarin dia sembuh total, tanpa ada kamu disini" ujar Felicya menatap Melati dengan air mata yang menetes deras
"Kalian kenapa? Jordan kenapa?" Tanya mama Herlinche panik dan bingung
"Ma, sabar ma biarin mereka" ujar papa Setio
"Tapi gua istrinya, mana mungkin gua biarin dia sakit sendirian" balas Melati datar, sungguh Ia tak bisa membaca pikiran Felicya saat ini
"Kalo kamu mau Jordan sembuh, jangan pernah muncul lagi di hadapan dia" ujar Felicya dengan kedua tangan memohon kepada Melati
"Maksud lu apa sih Fel?" sambar Melati mulai tersulut emosi
"Karena kamu adalah trauma terbesar Jordan" tegas Felicya dengan nada tinggi yang membuat semuanya terkejut terutama Melati
"Abang kenapa Fel? Kenapa?" Tanya mama Herlinche membawa Felicya berdiri sedangkan Melati hanya terdiam membeku
"Trauma psikologis Odan kambuh ma" ujar Felicya terbata-bata yang membuat semuanya terkejut, mama Herlinche nyaris pingsan
Felicya berusaha menjelaskan seperti yang docta jelaskan tadi
"Untuk sementara waktu kita harus mengusahakan Odan menghindar pemicu trauma dia kambuh, biar bisa mendukung psikoterapi yang akan kita lakukan setelah keadaan cedera dia membaik" jelas Felicya
"Maksud kamu pemicu Jordan kambuh adalah anak saya?" Tanya papa Daud yang kurang setuju dengan penjelasan Felicya
"Pa udah jangan bikin suasana makin runyam, kita ikut aja anjuran medis" sambar mama Eva
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY PRAMEL
General Fiction"Terima kasih telah hadir untuk membantu ku menjaga dirinya serta menggenggam kedua tangannya disaat aku tidak berada di sampingnya."