Sky PraMel 31

231 24 5
                                    

"Maafin papa ya, gak bisa tegas sama mama kamu jadinya kalian yang sakit. Kalo bisa papa mau banget gantiin mama kamu, papa hancur liat mama kamu gak berdaya kayak gini" ujar Jordan sembari duduk di samping brankar Melati dan tangan kirinya memegang tangan Melati dan tangan kanannya mengelus perut Melati yang masih rata itu

"Mel bangun dong, udahan tidurnya. Jangan buat aku khawatir" Sambung Jordan menatap Melati dengan sayu

Jordan juga tak bisa dipungkuri Ia juga lelah dan memilih untuk tidur di kursi dengan kepala yang di sandarkan disisi ranjang sang istri

***

"Iya mamaku sayang, kayaknya bulan depan deh aku balik. Tapi janji ya aku tinggalnya di rumah mama aja? Lagian kan deket juga sama rumah sakit tempat aku kerja."

"Iya sayang, tinggal disini kamu. Nanti mama beresin kamar buat kamu atau kamu mau tidur sama mama juga boleh banget"

"Mama ih bisa aja, tapi ma sebelum aku ke jakarta ke rumah mama aku bakalan ke bontang dulu ya melepas rindu sama mama papa"

"Boleh dong, nanti kabarin mama aja kalo udah di jakarta ya mama pasti jemput kamu"

"Terima kasih mama Herlinche ku yang cantik"

Telefon antara Indonesia dan China itupun terputus, sebenarnya ada rasa khawatir dalam hati mama Herlinche namun Ia mencoba untuk berpikir positif dan kini pun Ia sudah menganggap wanita itu sebagai anaknya sendiri.

***

Pagi menjelang, Melati sudah sadar namun Jordan masih tertidur dengan nyenyak. Dengan tubuhnya yang lemah, Melati menatap dengan senyuman melihat wajah Jordan yang sedang tidur.

"Maaf" ujar Melati sembari memaksa tangannya untuk bergerak mengelus pucuk kepala sang suami, Jordan merasa terganggu akhirnya membuka mata dan betapa bersyukurnya dia sang istri sudah sadar.

"Sayang kamu udah bangun? Bentar aku panggil dokter" ujar Jordan dengan suara khas orang baru bangun tidur dan dengan cepat memencet bel, serta itu tak lama kemudian dokter yang diikuti seorang suster masuk dan memeriksa keadaan Melati serta bertanya tubuhnya merasakan apa kemudian menegaskan bahwa Melati harus bedrest

"Istrinya mohon di jaga ya pak, kehamilan di trimester pertama itu sangat rentan. Di jaga dari segi aktivitas, makan juga pikiran ya jangan sampai ibu Melati stres" ujar dokter bertubi-tubi

"Baik dok, terima kasih" balas Jordan kemudian dokter dan suster keluar meninggalkan keduanya

"Denger sendirikan Mel? Jadi tolong jangan bahayakan diri kamu dan anak kita" ujar Jordan menatap Melati dengan penuh harap

"Iya" balas Melati singkat

15 menit kemudian, keluarga Jordan dan Melati tiba di kamar rawat Melati. Mereka juga sangat bersyukur karena keadaan Melati sudah beramgsur-angsur membaik

"Jangan nakal lagi ya kak, dengerin kata abang. Abang larang bukan karena dia gak sayang ataupun gak cinta kamu tapi larangan seorang suami itu karena dia sayang dan gak mau kamu kenapa-napa" ujar mama Eva di sisi sang anak sembari mengelus pucuk rambut Melati, Melati sendiri hanya menganggukkan kepala dan mengatakan iya setiap kali Ia mendapatkan wejangan dari kedua orang tuanya maupun orang tua Jordan

"Makan dulu ya kak, nanti abang suapin" ujar mama Herlinche, menurutnya sudah cukup dari tadi mereka bergantian menasehati Melati

"Kamu makan juga, sini aku makan sendiri aja" ujar Melati kepada Jordan namun Jordan menolak dan tetap menyuapi sang istri

"Aku nanti yang terpenting kamu sama anak kita" balas Jordan sembari tersenyum

"Ponakan aku sehat-sehat ya, biar nanti onty culik terus" ujar Monly sembari mengelus perut Melati

SKY PRAMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang