Jujur saja Ia lumayan bingung dengan sikap Melati belakangan ini, kini Ia memilih diam dan memakan roti yang sebenarnya Ia siapkan untuk sang istri
"Apa gua sanggup ketemu sama mama nya Lisya? Apa gua bisa tahan sesak gua kalo liat Jordan berinteraksi sama mereka?" Batin Melati semakin risau bertukar pendapat dengan pikirannya sendiri yang
Tiba di kediaman Jordan malam ini, semua bergegas membersihkan diri kemudian akan makan malam bersama, Melati yang terlebih dahulu selesai mandi dan berganti pakaian Ia langsung menuju ruang makan namun ada satu ruangan yang membuat Ia penasaran.
Ruang keluarga adalah salah satu tempat favorite keluarga Jordan, karena disana terdapat banyak foto masa kecil dan foto keluarga di dinding, meja maupun dalam lemari kaca. Namun ada satu lemari yang membuat Melati penasaran, dengan langkah kaki yang bergantian Ia mendekati lemari kaca tersebut dan sesak pun terasa begitu hebat.
Lemari kaca dengan 6 tingkat di dalamnya menyimpang foto-foto kenangan Jordan bersama Lisya dan ada beberapa hiasan.
"Salah Mel lo melangkah udah sejauh ini tanpa lo cek masa lalu dia" bati. Melati yang entah air mata turun tiba" dan dengan cepat juga Melati mengusap dengan kasar air mata yang menetes itu
"Kemarin abang udah suru mba Ida buat bersihin lemari itu, tapi mama gak setuju katanya gak apa-apa buat kenang-kenangan aja dan mama berpikir bahwa kak Meli akan ngerti. But i know apa yang kak Meli rasakan even mereka adalah masa lalu" ujar Monly tiba-tiba yang sontak membuat Melati terkejut akan kedatangan Monly, tak lupa Monly mengunci pintu terlebih dahulu
Sebenarnya saat Melati memasuki ruangan tersebut Monly sudah melihat dan memutuskan untuk mengikuti Melati, hati Monly sendiri tidak setega itu untuk membiarkan Melati bergelud dengan pikirannya sendiri
"pasti abang belum pernah cerita tentang Lisya ya?" Tanya Monly sembari berdiri di samping Melati sembari menatap lemari tersebut
"Belum" balas Melati mencoba menahan tangisnya
"udah aku duga, karena Lisya adalah masa lalu yang paling gak mau dia bahas" ujar Monly menghela napas panjang
"Aku gak bisa baca pikiran abang, tapi satu hal yang aku tahu saat ini abang aku alias suami kak Meli dia sangat mencintai kak Meli dan itu tulus. Aku paham gimana tingkah laku abang sama orang yang dia cinta, apalagi keputusan dia buat nikah sama kak Meli itu karena dia tulus bukan karena mau jadiin kak Meli pelampiasan" sambung Monly sembari menatap Melati dan kemudian Ia memegang kedua pundak Melati agar bisa berhadapan dengannya
"Aku akui ci Lisya adalah perempuan terakhir yang buat abang bisa jatuh cinta sejatuh-jatuhnya maybe, mereka berhubungan dari tahun 2016 sampai 2019 yaa sekitar 3/4 tahunan. Dan aku inget banget, ci Lisya mutusin abang pas di penghujung 2019 karena keputusan dia buat ngejar cita-cita di China hmm padahal abang udah niat mau lamar ci Lisya pas ulang tahunnya di bulan februari, padahal abang udah nyiapin acara lamaran itu jauh-jauh hari tapi pada kenyataannya ci Lisya yang buat abang terpuruk untung aja waktu itu menang AE pas 2020" cerita Monly kepada Melati dan mencoba mencairkan suasana
"Ada lagi yang kak Mel penasaran? Tanya aja aku jawab sebisa dan setahu aku, biar kak Mel plong juga hatinya soalnya gak boleh banyak pikiran nanti babynya lama datangnya loh" goda Monly yang membuat Melati sedikit tertawa
"Berarti orang tua kalian dan Lisya udah tahu tentang hubungan itu dan lamaran?" Tanya Melati
"Iya tahu kak, mereka malah yang selalu comblangin mereka berdua. Tapi untung aja mama aku tuh mama Herlinche jadi dia juga bisa jadi penyemangat buat abang, bahkan aku inget waktu itu mama bilang kamu sama Meli aja bang gua restuin biar nikah beda agama lagian Meli juga anak baik sedangkan papa type yang bebasin anak-anaknya mau gimana asalkan mama acc papa mah aman" jelas Monly tapi entah masih banyak ketidaknyamanan di hati dan pikiran Melati
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY PRAMEL
General Fiction"Terima kasih telah hadir untuk membantu ku menjaga dirinya serta menggenggam kedua tangannya disaat aku tidak berada di sampingnya."