"Ma? Mama gak boleh dong ambil keputusan sepihak, inikan rumah abang sama Meli ma. Kalo Meli cemburu gimana ma? Mama tahu sendiri Meli sekarang moodnya lagi naik turun" ujar Jordan saat dirinya diberitahu oleh mama Herlinche bahwa besok dokter Feli akan menginap di rumah mereka sampai tugasnya di jakarta selesai
Awalnya mama Herlinche berpikir dari pada Feli harus tinggal di apartement seorang diri, ada baiknya Ia tinggal di kediaman Jordan lagian toh disini pun ada Melati dan Ia bermasuk baik agar Melati dan Feli bisa akrab layaknya seorang saudara. Tapi apa boleh buat, semua asumsinya seakan sirna saat Ia memberitahukan hal itu kepada anak pertamanya
"Makanya dari itu bang, mama kayak gitu biar nanti Meli ada temennya di rumah gak ada mama maksud lain bang. Nanti mama bantu jelasin ke Meli, kamu mau ya bantu mama? Lagian mama gak enak mama udah bilang sama orang tua Feli bang" balas mama Herlinche sedikit merasa bersalah namun Ia juga tak enak hati kepada kedua orang Feli
"Aku gak bisa bilang iya, mama tanya aja ke Meli" tegas Jordan dan berlalu pergi sedangkan mama Herlinche hanya menghela napas panjang
"Sabar ma, lagian mama salah. Seharusnya mama tuh komunikasiin semua ini sama abang dan juga kak Meli biar gimanapun ini rumah mereka, kita gak boleh seenaknya bawa masuk orang sesuka hati kita sekalipun itu sahabat kita. Aku harap mama lebih bijak kedepannya ya maa, mengingat abang udah beruma tangga. Moonly gak mau hanya karena masalah-masalah kayak gini bikin hubungan mama sama abang gak baik" ujar Monly yang memang sedari tadi ada disitu
"Mama akan coba ngomong sama Meli, kalo emang Meli gak izinin mama gak akan paksa kok kak" balas mama Herlinche sembari tersenyum
***
"Sayang sini deh" ujar Melati exicted saat melihat Jordan memasuki kamar, Melati dengan posisi duduk bersandar di kepala ranjang dan sedikit mengangkat kaosnya yang memperlihatkan baby bump yang berusia kurang lebih 4 bulanan itu
"Kenapa?" Tanya Jordan sembari duduk menghadap sang istri
"sini di samping aku" perintah Melati lagi agar Jordan menyesuaikan dirinya
"Kamu setuju gak kalo nanti nama anak kita pake nama-nama sansekerta gitu?" Tanya Melati, entah dari mana Ia mendapati ide itu
"Contohnya kayak Bumi, Api gitu-gitu ya?" Tanya Jordan yang cukup bingung
"Iya gitu tapi pake bahasa sansekerta, tapi gak api juga lah sayang" balas Melati sembari menatap sinis sang suami
"Atur aja sayang, tapi aku titip ya namanya harus ada Sky entah nanti adenya perempuan ataupun laki-laki" ujar Jordan sembari mengelus perut Melati
Sejak awal kehamilan Jordan maupun Melati memutuskan untuk tidak melihat hasil USG, mereka meminta dokter merahasiakan hal itu dari mereka maka setiap USG dengan cara unik keduanya selalu meminta layar monitor di tutup.
"Hmm okay sayang, btw cepet banget ya waktu berlalu dikit lagi kita bakalan punya bayi" ujar Melati sembari mengatur rambut Jordan yang kini sedang menjadikan area paha Melati sebagai bantal dan Jordan dengan posisi menghadap perut Melati
"Iya yang, aku juga gak nyangka banget. Kadang suka kira semua ini mimpi, ternyata aku udah bakalan punya penerus nih disini" balas Jordan dengan senyuman bahagianya, tidak bisa di pungkuri saat mengetahui kehamilan sang istri menurutnya itu adalah saat paling bahagia dalam kehidupannya
"hmm besok kamu latihan kan? Ayo tidur udah jam 9, aku udah ngantuk juga nih" balas Melati
"Tapi sayang temenin aku cari rujak ayo, aku pengen makan" rengek Jordan yang membuat Melati sedikit terkejut
"Rujak? Jam segini? Kamu waraskan?" Tanya Melati heran
"Iya sayang, gak tahu deh aku jadi orang aneh, kemarin juga tiba-tiba pengen makan mie ayam jadi pas kelar latihan aku cuss makan sendiri, beberapa hari lalu juga pengen banget minum es dawet aku cari deh sampe dapet, pernah juga aku kepengen banget makan batagor pas mau pulang jadi mampir dulu deh makan" cerita Jordan kepada sang istri membuat Melati paham
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY PRAMEL
Fiksi Umum"Terima kasih telah hadir untuk membantu ku menjaga dirinya serta menggenggam kedua tangannya disaat aku tidak berada di sampingnya."