"Om tolong kasih ini ke daddy ya, harus pastiin daddy baca ya om. Terima kasih banyak, sampai ketemu di lain waktu" ujar Brie sembari memberikan sebuah kertas kepada Dava dengan mata berkaca-kaca kemudian Ia mendekati pintu dan meletakan tangan mungilnya di pintu yang tertutup rapat itu
"Daddy bagian terbaik di hidup Brie adalah ketemu sama daddy dan bagian paling bikin Brie sedih karena harus berpisah sama daddy. I love you dad and Brie akan selalu rindu daddy, cepat sembuh ya daddy sayang" ujar Brie kemudian memundurkan langkahnya dan menggenggam jemari Sagara
"Ayo bang" ujar Brie dengan senyuman manisnya, walaupun Saga tahu betul raut wajah dan hati Brie sangat bertolak belakang
"Kami pamit" ujar Sagara dingin kemudian berlalu pergi
"Rumah sakit mewah tapi minim otak, masa anak sama istri pasien gak boleh jenguk" kesal Maya yang masih emosi, keduanya berjalan tepat di belakang Sagara dan Brie
"Menurut aku sih ya pasti ada sesuatu sampe kenapa mereka gak ijinin ibu sama anak-anak ketemu bapak" bisik Ayu pelan
"Iya sekalipun itu dan apapun itu lah gak etis mereka memperlakukan anak kecil yang gak tahu permasalahan mereka" balas Maya
"Brie terlihat sangat sedih" ujar Ayu menatap punggung anak itu
"Bagaimana tidak Yu kamu tahu sendiri selama di korea bagaimana Brie selalu merengek ingin bertemu dengan daddynya" balas Maya yang emosi jika mengingat larangan Dava dan Kevin tadi
"Tapi kedua orang tadi kenapa mereka tidak membantu biar abang sama ade bisa ketemu daddy mereka" ujar Ayu
"Itu yang sangat di sayangkan, padahal mereka keluarga. Tapi sepertinya keluarga bapak dan ibu tidak begitu hangat" balas Maya kemudian mereka memasuki mobil dan meninggalkan area rumah sakit
***
"Apa kamu yakin kak?" Tanya Sandra kesekian kali
Kini Melati berada di ruangan CEO bersama Sandra, semenjak kejadian Ia menangis bersama kedua anaknya malam itu juga Melati menghubungi Sandra dan menjelaskan tujuannya
"I also do not understand" balas Melati sembari menyandarkan dirinya di sofa dan membuang nafas kasar
"Think carefully kak, semua yang akan kamu lakukan pasti akan ada akibatnya. Jangan sampai penyesalan terjadi dua kali" ujar Sandra yang jujur sangat perihatin terhadap Melati, Ia sudah menganggap Melati seperti kakaknya sendiri
Kini keduanya di liputi keheningan, dengan pikiran masing-masing
"go San, please take them" ujar Melati sembari memperbaiki duduknya sedangkan Sandra mendengarkan hal itu cukup terkejut
"Apa ini sudah keputusan final mu kak?" Tanya Sandra untuk terakhir kalinya, Ia menatap Melati lekat begitupun Melati
Semenjak kehadiran Sandra di hidupnya, Melati mereka bahagia karena Ia seperti memiliki seorang adik perempuan
"Aku gak mau mereka terbebani dengan masalah aku dan daddy mereka, mereka masih terlalu kecil untuk berpikir hal ini San" ujar Melati menahan air matanya
"Baiklah, aku akan membawa mereka besok sesuai rencanamu kak. Tapi bagaimana dengan kamu?" Tanya Sandra
"Aku akan selesaikan bersama daddy mereka San, entah finalnya seperti apa aku akan tetap disini tapi aku akan pergi jika Jordan yang meminta aku untuk pergi" balas Melati sembaru menghembuskan napas kasar
"Masalah hadir untuk di selesaikan kak, kalau waktu itu kamu lari karena masalahnya maka kali ini selesaikanlah. Aku juga tidak menutup mata bahwa semua ini terjadi karena kepergianmu beberapa tahun lalu, aku tidak menyalahkan tindakan mu karena jika aku di posisimu maka aku akan melakukan hal yang sama tapi aku tidak akan kembali" ujar Sandra membawa Melati dalam pelukannya
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY PRAMEL
General Fiction"Terima kasih telah hadir untuk membantu ku menjaga dirinya serta menggenggam kedua tangannya disaat aku tidak berada di sampingnya."