JAMETOLOGY BAB XXII

74 27 13
                                    

Kehidupan Nilam di SMA Negeri 612 pun berjalan seperti biasa kembali. Rubi mulai jarang mendatangi Nilam di kelas atau mengajak Nilam mengobrol, mungkin karena Rubi memiliki PR atau tugas sekolah yang bertambah banyak. Nilam tidak merisaukan itu. Nilam masih sering melihat Rubi menongkrong di warung sate bersama teman-temannya, berkendara naik motor, dan membantu di divisi media pensi SMA Negeri 612. Hanya di kumpul divisi media saja Nilam paling mungkin untuk bertemu Rubi akhir-akhir ini.

Waktu terus berjalan mendekati waktu ujian akhir semester (UAS). Rencananya, pensi SMA Negeri 612 diselenggarakan setelah UAS semester ganjil, jadi di masa liburan semester menuju semester genap atau di awal-awal semester baru. Direncanakan begitu agar banyak murid atau pelajar yang datang mengunjungi pensi SMA Negeri 612.

"Kasihan divisi acara dan divisi pendanaan pensi," Mayang berujar kepada Nilam. "Pasti mereka berusaha lebih keras untuk bisa mengundang DJ Maroon-Vermillio."

"Ya," tanggap Nilam. Jujur, Nilam sesungguhnya juga menyukai DJ Maroon-Vermillio dan DJ Maroon-Vermillio bisa memeriahkan pensi SMA Negeri 612 akan menjadi salah satu mimpinya yang terwujud nyata. Namun, memikirkan teman-teman panitia pensinya yang bakal bekerja keras membuat kepalanya ikut pusing. Pasalnya, itu berarti divisi media juga akan memublikasikan info tentang DJ Maroon-Vermillio kepada masyarakat.

Di kantin, Nilam dan Mayang menunggu kedatangan Lele dari Klub Bahasa Inggris. Dalam rentang beberapa menit, Lele akhirnya datang ke kantin bersama Lia.

"Halo!" Lele menyapa. "Tadi kita ada urusan sebentar di Klub Bahasa Inggris, membereskan beberapa papan permainan kata."

"Untung gak terlalu banyak," tambah Lia.

"Oke. Kita bisa makan siang dulu," kata Mayang.

Empat porsi mi rebus "internet"—Indomie telur kornet—kuah keju dengan sedikit tambahan bakso, sosis, dan sayuran hijau dihidangkan untuk mereka sesuai dengan yang mereka pesan.

"Kamu nanti ada Geografi, kan, Nilam? Lintas jurusanmu?" tanya Lele kepada Nilam di sela-sela makan siang.

"Ya, baru mulai jam setengah 2 siang nanti," jawab Nilam.

"Wah, habis Geografi, kamu ada Bahasa Jepang yang juga hari Jumat," timpal Lia. "Padat banget. Kamu gak kecapekan?"

Nilam tersenyum dan menggeleng. "Lama-lama jadi terbiasa juga. Daripada besok Sabtu masih ada pelajaran, mending dituntaskan semua hari ini." Di SMA Negeri 612 memang ada beberapa mata pelajaran lintas jurusan yang jadwalnya hari Sabtu.

"Oh, iya juga. Untung aku juga gak ada yang hari Sabtu," kata Lia. Lele dan Mayang juga tidak punya jadwal mata pelajaran lintas jurusan di hari Sabtu.

"Nah," Lele memulai suatu pembicaraan baru, "tadi di klub, aku dan Lia ngebahas suatu ide yang bisa dilakuin kita berempat."

"Apa?" tanya Mayang.

"Gimana kalau kita berkunjung ke kampus suatu perguruan tinggi? Biar kita bisa kebayang lingkungan kuliah itu bakal kayak gimana."

Nilam dan Mayang menyimak ide dari Lele dan Lia. Mata mereka membulat.

"Boleh, tuh," kata Mayang menyetujui.

"Ya, boleh! Kapan?" tanya Nilam.

"Kalau gak keberatan, besok siang kita ke sana," jawab Lia. "Aku ada supir yang bisa mengantar. Mungkin kalau besok kesannya mendadak, mau Sabtu depan-depannya lagi boleh, kok."

"Aku besok kosong," kata Mayang.

"Kalau Nilam?"

Nilam kemudian tampak berpikir dan mengingat-ingat. "Besok ada rapat divisi media, tapi online, sih."

JAMETOLOGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang