JAMETOLOGY BONUS 36,5

167 24 2
                                    

Nilam dan Rubi berjalan dari arah yang berlawanan dan bertemu di jalanan utama kampus tempat mereka berkuliah. Mereka dari tempat parkir motor yang berbeda. Nilam sudah mampu mengendarai motor sekarang. Nilam dan Rubi sudah berencana untuk bertemu terlebih dahulu sebelum belajar pada perkuliahan mereka. Hanya saja, mereka tidak menduga kalau mereka sampai di titik temu pada waktu bersamaan.

Memasuki kuliah, rambut Rubi sudah memanjang. Namun, gaya rambutnya sudah bukan gaya emo dengan poni asimetris lagi, melainkan gaya long layered hair. Rubi sempat beberapa kali ke salon rambut untuk merapikan rambutnya yang memanjang sampai sesuai dengan preferensinya.

"Kamu bakal biarkan rambutmu jadi panjang?" tanya Nilam, melihat rambut Rubi. Nilam senang melihat Rubi, maka Nilam langsung memperhatikan bagaimana penampilan Rubi.

"Ya, aku berencana menggondrongkan rambut. Itu pun kalau Nilam suka."

Nilam mengedikkan bahu. "Asal rapi saja."

"Oke, Nilam. Aku ucapkan selamat pagi dan selamat belajar di kuliah hari ini." Rubi berkata sambil membungkuk seperti seorang pria elite yang mengajak seorang wanita berdansa.

"Sama-sama untukmu, Rubi." Nilam pun membalas dengan bagaimana seorang wanita yang diajak berdansa membungkuk hormat.

"Hahahahaha!" Rubi tertawa, terkesan dengan Nilam. Mereka dilihat oleh berpasang-pasang mata yang lewat di jalanan kampus dan memperhatikan mereka dengan keheranan. Namun, Nilam dan Rubi tidak peduli. Nilam dan Rubi merasa membutuhkan pengekspresian perasaan mereka ini.

"Rubi," Nilam memanggil setelah mereka selesai dengan sandiwara adab abad lalu ala budaya barat mereka.

"Ya?"

"Terakhir, aku sempat chatting dengan Lia. Kamu mau ketemu Lia lagi nanti? Kita ada rencana kumpul-kumpul sama teman SMA." Selain Nilam dan Rubi, ada beberapa teman SMA mereka yang satu kampus dengan mereka, yaitu Lia, Aaron, Jacob, Nikmah, Abel, dan Eva, serta siswa-siswi SMA Negeri 612 lainnya termasuk beberapa teman tongkrongan Rubi. Ada Lany dan Juno juga di perguruan tinggi yang sama, menjadi kakak tingkat mereka. Sayangnya, Lele dan Mayang tidak satu perguruan tinggi bersama mereka. Mereka hanya bisa bertemu saat liburan semester.

"Yah, mungkin nanti. Aku juga pernah ketemu dan ngobrol sama Lia waktu lewat gedung Farmasi. Tapi, Lia sudah berusaha move on, Nilam. Dia pengen punya pacar lagi sekarang. Katanya, tuh, dia mau cari cowok Pertambangan atau Perminyakan gitu. Kamu jangan rebut-rebut cowok Teknik Pertambangan. Mending kamu bantu comblangin Lia."

"Ih!? Siapa yang mau?!" sergah Nilam. "Maksudku, kalau buat bantu cari cowok buat Lia, aku mau aja. Lagian, mana boleh aku cari-cari dan curi-curi pandang cowok Teknik Pertambangan kalau ada kamu?"

"Nah, gitu dong."

Nilam tersenyum. "Jadi, Rubi, kamu mau kita ketemuan lagi nanti?"

"Ketemuan?"

"Selepas kuliah."

Rubi ikut tersenyum dan mengangguk. "Boleh. Habis kuliah, nanti sore, ya?"

"Oke. Nanti sore."

Rubi melambaikan tangan. Mereka sadar bahwa mereka akan berjalan ke arah yang berlainan untuk pergi ke fakultas masing-masing. "Sampai nanti, Nilam."

Nilam melambai juga. "Sampai nanti juga, Rubi."


Catatan penulis: Nilam masuk Teknik Industri, tetapi Nilam juga mengambil mata kuliah pilihan di jurusan Teknik Pertambangan. Rubi masuk Psikologi, pilihan keduanya (setelah pilihan pertamanya di Fakultas Kedokteran). Kejadian di bab bonus ini terjadi saat Nilam dan Rubi menjadi mahasiswa tingkat kedua.

JAMETOLOGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang