6. Trying to close

1.8K 74 1
                                    

"Terimakasih Arisha, kamu yang membuat saya bisa bertahan sampai sejauh ini."

"Arisha, jika ada kata yang lebih baik dari terimakasih saya pasti akan menuliskannya untuk kamu" - Tirtayasa Radja Atmajaya

⋇⋆✦⋆⋇


 

*・*:.。..。.:*゚:*:✼̶P̶e̶r̶f̶e̶c̶t✼:*゚:.。..。.:*・*
My mute Husband




Arisha pov

Ini sudah dua minggu semenjak kejadian aku memaki-maki mas Radja. Dia tetap tersenyum padaku sampai detik ini. Seperti tidak ada rasa marah ataupun benci nya sama sekali padaku.

Apa mas Radja tulus padaku?

Aku tidak mengajaknya berkomunikasi selama dua minggu belakangan ini karena aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatai nya. Kalian tahu kan bagaimana benci nya aku padanya.

Mas Radja itu beban bagiku!

Beruntung sekarang aku dirumah sendirian dan mas Radja sudah berangkat bekerja sejak pukul tujuh pagi tadi.

Mas Radja tetap bersikap baik padaku seolah-olah yang kemarin itu tidak pernah terjadi. Intinya tentang kejadian kemarin aku tidak akan mau minta maaf! Mas Radja yang salah! Bukan aku!

Tingtung!

Bel rumah kembali berbunyi. Siapa yang datang kali ini?

Aku pergi untuk membukakan pintu. Dan aku sangat terkejut dengan kedatangan bunda Rossa ibu dari mas Radja.

"Bu-bunda? Kok tidak mengabari Arisha kalau mau kesini? Arisha kan bisa menjemput bunda" Ucap ku seramah mungkin.

"Kamu mah, bunda kerumah anak sendiri masa disuruh ngabarin dulu" Aku tersenyum kikuk dan segera mempersilahkan bunda masuk kedalam rumah lalu mempersilahkan nya duduk dan membuat kan minum untuk nya.

"Radja berangkat kerja?" Tanya bunda dan aku mengiyakan nya.

"Anak itu ya, sebenarnya bunda sudah melarangnya untuk bekerja di perusahaan full day. Setengah hari saja sudah cukup. Tapi katanya, dia ingin membantu ayahnya disana."

"Benar-benar anak itu. Dia gila kerja. Kadang saat ayahnya sudah pulang dia malah menginap di kantor. Dasar! Tapi, bunda harap setelah dia menikah dengan kamu dia bisa meluangkan waktunya untuk kamu." Jelas bunda dengan penuh harapan dan membuatku merasakan perasaan bersalah.

"Bunda, Isha mau bertanya. Sebenarnya, mas Radja itu tidak bisa bicara sejak lahir atau lainnya?" Tanya ku berhati-hati. Bunda tersenyum.

"Sebenarnya Radja itu normal. Dia normal sejak lahir, tidak ada yang cacat darinya. Tapi dulu kejadian naas menimpa nya. Radja kecelakan dan membuat luka fatal pada pita suara nya. Radja dinyatakan bisu, dan tidak bisa bicara."

"Bunda sedih sebenarnya kalau mengingatnya. Tapi Radja selalu menyakinkan bunda kalau dia tidak apa-apa. 'Nyawa seseorang lebih penting daripada apa yang kita punya' katanya. Bunda tidak paham apa maksud nya. Tapi Radja adalah anak yang baik, dia selalu memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri" Bunda menghela nafas. Sepertinya pertanyaan ku terlalu berlebihan.

My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang