4. School reunion

4.5K 117 3
                                        

"Sekali ini percaya pada saya. Saya baik-baik saja" Ucap mas Radja dalam bahasa isyarat. Aku menggeleng kuat dan memeluknya dengan erat.

"Mas terlalu memprioritaskan aku dan tidak pernah memikirkan diri mas Radja yang sakit. Mas Radja sakit dan tidak pernah merasakannya, tidak pernah memberitahukan nya padaku." Aku menangis tersedu-sedu diperlukan nya.

"Tidak perlu khawatir, saya akan tetap berada disini"

"Mas pembohong! Terlalu banyak kebohongan yang keluar dari mas Radja! Aku tidak percaya lagi sama mas! Mas terlalu sering membohongi ku. Tidak ada alasan aku harus percaya dengan mas Radja kali ini"

⋇⋆✦⋆⋇ 

*・*:.。..。.:*゚:*:✼̶P̶e̶r̶f̶e̶c̶t✼:*゚:.。..。.:*・*
My mute Husband

Kejadian semalam itu langsung membuatku berpikir. Apa aku terlalu jahat padanya? Tapi kupikir tidak, karena dia tidak memberikan reaksi apapun. Dia tetap tersenyum seperti biasanya padaku.

Berarti sudah jelas aku tidak salah!

Pagi ini aku melakukan tugas ku sebagai seorang istri, memasak untuk nya. Entahlah enak atau tidak, tapi bisa kalian catat aku ini sempurna. Garis bawahi ini sempurna.

Setelah selesai dengan semua masakan yang aku masak aku segera menyiapkan nya diatas meja makan. Sudah kubilang aku ini sempurna. Banyak laki-laki diluaran sana yang mengantri untuk menjadikan ku sebagai istrinya.

Tapi aku malah mendapatkan suami yang cacat.

Terdengar langkah kaki. Aku melihat kearah sumber suara dan menemukan Radja sudah rapi dengan setelan jas yang menempel sempurna pada tubuh tegapnya.

Dia tampan.

Apa? Pasti ada yang salah dengan mataku! Dia itu bisu, tampan dari mana nya?

Dia berbalik melihat kearah ku dan tersenyum ramah. Aku benci senyuman itu.

"Mau kemana?" Tanya ku dingin.

"Saya mau berangkat bekerja" Ketiknya setelah mengeluarkan ponsel dari saku jas nya.

"Duduk. Sarapan dulu kalau mau berangkat. Nanti pingsan malah merepotkan orang lain" Ucapku ketus.

Tanpa melihat nya dan tanpa kusadari dia tersenyum padaku dan segera menarik kursi dan duduk berhadapan dengan ku.

Aku sudah menyiapkan makanan lengkap dipiringnya. Namun dia terlihat aneh saat menatap piring yang sudah ku ambilkan isinya.

"Kenapa tidak dimakan? Masakan ku tidak enak?" Dia buru-buru menggeleng.

"Lalu apa?"

"Ini terlalu banyak buat saya. Kamu serius mengambil kan makanan sebanyak ini untuk saya? Saya bukan kuli" Ketiknya lagi. Aku menghela nafas.

"Tidak usah banyak protes makan saja. Aku sudah lelah memasak dari pagi dan kau tidak mau memakannya."

"Bukan begitu Arisha, saya hanya bingung harus memakannya dari sebelah mana" Aku kembali menghela nafas.

"Terserah itu urusan mu. Intinya harus habis" Ucapku sebelum aku melanjutkan makan ku.

••

My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang