"Saya tidak akan memberikan Arisha pada kamu. Dia istri saya. Jadi sebaik nya kamu pergi. Jangan ganggu kami."
"Bukan aku yang mengganggu tapi kau!"
"Sudah bisu, cacat! Tidak tahu diri!"
"Gara-gara kau aku dan Arisha harus berakhir. Gara-gara kau Arisha marah padaku. Semuanya gara-gara kau! Cacat!" Maki Zean.
Radja tidak membalas apa-apa dia hanya diam.
"Tapi aku sadar kenapa dia tidak menikah dengan ku, dan malah memilihmu yang cacat ini. Karena dia kasihan padamu. Lihatkan sekarang? Arisha bersikap baik padamu, karena dia kasihan padamu."
"Arisha tidak seperti itu! Dia baik karena dia menyayangi saya!"
"Sayang? Cih! Aku berani jamin, Arisha begitu karena dia kasihan dan dia juga sedang mengandung anak mu. Sejak awal kau itu sudah aib bagi Arisha. Kau mengerti kan? Aib itu bagaimana? Tidak pantas dilihat dan lebih baik dilupakan. Macam diri mu ini." Radja tak tahu lagi harus bagaimana. Zean benar-benar menekan nya.
Radja tidak tahan dan beranjak dari kursi nya dan menarik Zean lalu menyeretnya keluar.
Radja meninggalkan Zean didepan perusahaan milik nya.
"Kau memang bisa mendapat kasih sayang dari Arisha, tapi kau tidak akan pernah merasakan cinta dari Arisha. Karena kau tidak pantas!" Ucap Zean yang masih bisa di dengar oleh Radja. Radja frustasi sekarang.
Apa benar yang dikatakan Zean?
Apa lebih baik Radja memberikan Arisha kepada Zean?
Apa Zean bisa membuat Arisha jauh lebih bahagia?
Apakah kalau Radja memberikan Arisha kepada Zean, Arisha akan bahagia?
Radja hanya ingin membuat Arisha bahagia, dia melihat Arisha bahagia tanpa paksaan. Walaupun nanti Arisha bahagia bukan bersama nya. Tapi melihat orang yang dia sayangi itu sudah lebih dari cukup untuk membuat diri nya sendiri bahagia. Mungkin memang kata-kata nya adalah kata-kata klasik, tapi Radja benar-benar akan melakukannya jika itu bisa membuat semua orang bahagia.
••
Semenjak kejadian tadi pagi Radja selalu mendapatkan teror dari Zean, walaupun hanya lewat pesan. Tapi pesan-pesan itu sukses membuat Radja benar-benar gagal fokus dan stress akhir-akhir ini.
Benar-benar rasanya Radja ingin mati saja.
Zean terlalu menekannya.
Migrain Radja kembali kambuh. Kepala sebelahnya terasa sakit sekali. Ini sangat berbahaya karena dia sedang mengendarai sekarang. Dia mencoba untuk menghilangkan semua ucapan dan pesan-pesan dari Zean tapi hanya itu selalu berputar di kepala nya seakan-akan tidak ada hal lain yang dapat dipikirkan oleh nya.
Hingga perlahan-lahan pandangan Radja mulai kabur.
Berusaha untuk tetap membuka mata namun tiba-tiba—
Ckittt..
Brakkk
••
Prangg!
"Astaga!"
Arisha terkejut kala tiba-tiba masakan yang telah selesai ia buat jatuh berhamburan bersama dengan piring nya yang pecah.
"Kok tiba-tiba jatuh sih? Kenapa ya? Perasaan ku juga tidak enak. Apa terjadi sesuatu?" Monolog Arisha.
Dia segera berjongkok untuk memunguti bekas kekacauan yang dia lakukan. Walaupun sedikit kesulitan karena perutnya yang semakin membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute Husband
Romance"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢" ucapnya dalam bahasa isyarat. Dia mohon sambari menggenggam tangan sang istri. Sang istri menatap tangannya yang tengah digenggam oleh pria yang berstatus sebaga...
