26. Loving you, today, tomorrow, and forever

1.8K 58 2
                                        

Maaf untuk typo

Mungkin sedikit panjang

Vote dan comment ya..

Happy reading!!































"Arisha, saya ingin bertanya"

Arisha yang sedang membalut pundak Radja dengan kain kasa langsung berhenti.

"Soal apa mas?"

"Kenapa hari itu, kamu menangis? Dan kenapa setelah itu kamu memarahi saya? Apa ada sesuatu yang salah?"

Arisha menunduk.

"Itu, sebenarnya.. Waktu aku ke minimarket, aku bertemu dengan Zean. Zean bilang ingin mengatakan sesuatu pada ku. Tapi, Zean malah menjelekkan mas Radja dan juga mengatakan kalau aku munafik."

Radja terkejut seketika rahang nya mengeras ketika mendengar bahwa ada yang menjelekkan istrinya.

"Ja-jangan marah dulu mas." Tahan Arisha.

"Itu memang benar. Aku mengatakan kalau mas Radja itu aib bagi ku dan juga mas Radja itu beban. Tapi, aku mengatakannya katika aku marah. Jangan marah sama aku ya, mas?"

"Aku tahu aku salah mengatakan itu sadari awal. Tapi aku sekarang yakin kalau mas Radja tidak seperti yang aku katakan sebelumnya." Radja diam. Arisha takut sekarang, kalau Radja marah.

"M-mas marah?" Tanya Arisha mencicit.

Radja berbalik dan menatap Arisha.

Arisha memejamkan matanya kala tangan Radja bergerak. Padahal dia yakin kalau Radja tidak akan melakukan apa-apa.

Sebuah usapan lembut Radja berikan pada puncak kepala Arisha.

Arisha membuka mata nya perlahan dan melihat Radja tengah tersenyum padanya.

"Saya sudah menjelaskan, kalau saya tidak akan pernah bisa marah dengan kamu."

Arisha langsung menerjang Radja dengan pelukan nya. Melupakan fakta bahwa dirinya tengah mengandung sekarang.

"Makasih mas. Aku nggak akan ngecewain mas Radja lagi! Janji!"

Radja terkekeh tanpa suara. Dan kemudian menepuk pundak Arisha dan mengingatkan kalau Arisha tengah mengandung sekarang.

"Ya, nama nya juga lupa. Aku nggak ingat mas."

"Jangan diulangi"


--


Arisha pov


"Mas"


Mas Radja menoleh dan menatapku penuh tanda tanya.

"Aku boleh ngidam?" Mas Radja terlihat was-was sekarang. Terakhir kali aku mengidam kemarin dan itu membuat mas Radja ketar-ketir bukan main.

Aku meminta mas Radja untuk mengambil mangga pada pak RT sebelah. Terdengar sederhana. Tapi aku minta mas Radja untuk mengambil nya langsung tanpa meminta izin kepada pemiliknya.

Tentu mas Radja takut. Nanti disangka dia adalah maling mangga.

Tapi entahlah aku tidak tahu. Pokoknya mas Radja udah dapet mangga nya. Jadi anaknya nggak ileran.

My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang