Maaf untuk typo
Maaf juga kalau bosen, aku up terus hehe..
Disini berisi sedikit curahan hati Radja..
Happy reading!!
Radja pov
Banyak hal yang sebenarnya ingin saya sampaikan pada istri saya. Tapi entah mengapa selalu saja ada hal yang membuat saya enggan untuk memberitahu nya.
Ketika saya memberitahu kalau sebenarnya saya ini sakit. Dia tidak menunjukkan ekspresi wajah yang menyakinkan dan malah dia meminta izin untuk pulang ke rumah ayah dan ibu nya.
Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu masalah dengan hal itu. Justru saya senang karena dia tidak terlalu khawatir pada saya dan membuat saya percaya bahwa dia percaya pada saya kalau saya akan baik-baik saja.
Nyatanya kepercayaan saya itu tidak berarti apapun.
Selalu saja dia meragukan perasaan saya kepadanya. Sebenarnya saya harus apalagi?
Apa dia sama sekali tidak merasa? Semua perkataan nya itu menyakiti saya?
Sebenarnya saya yang kurang menunjukkan rasa cinta saya kepada Arisha, atau dia yang sebenarnya tidak pernah benar-benar menerima saya dan tidak pernah benar-benar mencintai saya?
Saya menjadi ragu.
Kalaupun ucapan janji nya kemarin itu hanyalah sebuah kalimat penenang maka saya akan merasa sangat kecewa.
Ralat, saya sudah hampir kecewa sekarang.
Semua yang saya lakukan sepertinya tidak pernah bisa membuatnya luluh. Saya tidak akan mengatakan kalau kami bertahan karena bayi yang ada di kandungan Arisha. Salah!
Saya benar-benar tulus mencintai nya. Arisha adalah wanita pertama dan terakhir bagi saya.
Andai Arisha dapat mendengar suara hati saya dia mungkin akan mengerti.
Flashback on
Saya terbangun dan melihat sekeliling saya. Ruangan yang penuh dengan cat berwarna putih. Dan juga beberapa alat bantu yang menempel pada tubuh saya.
Saya kenapa?
Saya mencoba mengingatnya tetapi kepala saya terasa sakit.
Bahkan sekujur tubuh saya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kenapa saya bisa seperti ini?
Saya mencoba melihat ke sekeliling. Saya sendiri disini. Dimana semua orang?
Tatapan saya terpaku kala melihat seorang perempuan yang tengah berjalan melewati ruangan saya dibalik pintu saya.
Rambutnya terurai panjang dan juga wajahnya yang ayu rupawan.
Dia cantik
Ah! Kenapa pikiran saya begini?
Saya mencoba untuk memanggil ibu saya. Namun,
Kenapa suara saya tidak keluar? Apa yang terjadi?
Saya mencoba berkali-kali namun rasanya tenggorakan saya malah sakit sekali.
Hingga tak berapa lama kemudian ruangan ini terbuka dan menampilkan seorang dokter, jelas dari pakaiannya dan juga bunda saya yang terlihat sangat kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute Husband
Romance"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢" ucapnya dalam bahasa isyarat. Dia mohon sambari menggenggam tangan sang istri. Sang istri menatap tangannya yang tengah digenggam oleh pria yang berstatus sebaga...