Maaf untuk typo
Mungkin, agak nggak nyambung.
Terimakasih buat vote dan komen nya!
Happy reading!
Kejadian tadi siang membuat Arisha takut dengan Radja. Tak pernah dia lihat Radja semarah itu. Bahkan Radja hampir membuat nyawa seseorang melayang karena kemarahannya. Yang dimana tadi Radja hampir menabrak seseorang.
Walaupun Radja tidak melakukan tindakan kasar ataupun sebagainya, tetap saja Arisha sangat ketakutan sekarang saat Radja melihatnya.
Arisha tidak berani lagi mengatakan sesuatu ataupun berbicara. Dia takut Radja akan marah lagi.
Kedua nya diam dan hanya samar-samar berisi suara isakan Arisha.
Radja juga merasa amat bersalah sekarang. Kenapa dia tadi bisa marah seperti tadi? Padahal Arisha bisa marah seperti tadi karena memang suasana hati nya sedang tidak baik dan juga Arisha sedang hamil.
Kepala Radja terasa tambah berdenyut tak karuan. Radja memijat pelipisnya yang semakin terasa parah saja.
Radja memberhentikan mobilnya ditepi jalan dan menyandarkan kepala nya distir mobil.
"M-mas? Mas ke-kenapa?" Tanya Arisha. Dia mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada Radja.
Radja bangun dan menatap Arisha.
Seulas senyuman tipis dan sebuah gelengan pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Arisha.
Radja seolah-olah melupakan kemarahan nya tadi.
"Mas kok pucat? Mas sedang sakit?" Arisha beranikan untuk menyentuh dahi Radja dengan telapak tangan nya.
"Panas" Ucap Arisha. Radja menggeleng.
"Mas kenapa paksain diri buat ketemu aku kalau lagi sakit? Mas kan bisa istirahat aja dirumah bunda."
"Kamu dan anak kita membutuhkan saya."
"Saya tidak bisa tenang saat berpisah dengan kamu."
"Saya khawatir." Arisha terdiam.
"M-mas udah nggak marah?" Tanya takut-takut.
Radja tersenyum lantas menggeleng.
"Saya tidak marah dengan kamu. Itu hanya emosi saya saja, sesaat."
"Saya tidak akan pernah bisa marah dengan kamu."
••
"Sebentar"
Radja turun dari mobil dan meninggalkan Arisha didalam nya. Pintu pengemudi masih terbuka artinya Radja tidak akan lama.
Dan benar saja, tak lama kemudian Radja kembali dengan sebuah kantong kresek putih besar ditangan nya.
"Untuk kamu"
"Kamu harus makan." Radja menyerahkan nya kepada Arisha dan masuk kembali kedalam mobil dan menjalankan nya lagi.
Mereka kembali membelah jalanan siang itu.
Arisha dengan ragu membuka nya. Walaupun hanya roti dan air mineral, tapi setidaknya itu cukup lah untuk mengganjal perut. Dan sadari tadi Arisha juga dibuat bingung. Kemana sebenarnya Radja akan membawa nya.
"M-mas nggak m-makan?" Radja menoleh dan tersenyum.
Arisha mengambil satu roti lagi dan membuka nya. Arisha mengarahkannya pada Radja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute Husband
Romansa"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢" ucapnya dalam bahasa isyarat. Dia mohon sambari menggenggam tangan sang istri. Sang istri menatap tangannya yang tengah digenggam oleh pria yang berstatus sebaga...