Sialan! Aku bersumpah tidak ingin bertemu dengan laki-laki yang ingin menjadi calon suami ku itu!
Aku tidak mengenalnya. Aku ingin kabur saat ini juga!
Aku mengunci diri didalam kamar dan tidak berniat membukanya sama sekali. Dibalik pintu ku ini ada ibu ku yang tengah mencoba membujuk ku.
"Isha, sayang, dengerin ibu. Kamu mau ya? Jangan begini, ibu tahu kamu nggak mau. Tapi temui saja dulu, tidak sopan kalau begini" Benar! Aku tidak sopan. Sebagai anak tunggal keluarga Bestari terhormat, ini sangat tidak pantas.
Cklek
Pintu kamar ku terbuka dan ibu langsung bernafas lega.
"Begitu dong. Baru anak gadis ibu" Ibu menarik ku sampai ke ruang tamu dan disana terdapat seorang pria paruh baya dan seorang wanita yang merupakan istrinya dan satu orang pria lagi, yang umurnya sekitar 20 tahun-an.
Tapi kalau boleh jujur dia tampan!
Ketika mata kami saling bertemu dia langsung menyunggingkan senyumannya padaku!
Gila! Zina mata!
Dan bodohnya aku juga ikut tersenyum!
"Nah, ini anak gadis ku satu-satu nya yang aku ceritakan. Gimana?" Ucap ayah pada pria paruh baya tadi.
"Jadi ini, Arisha? Wah cantik sekali kamu, nduk." Puji pria paruh baya tadi.
Iya aku tahu, aku tahu. Aku memang cantik. Wajah ku menunjukkan rasa kepercayaan diri yang luar biasa dan tanpa aku sadari pria muda didepan ku tersenyum saat memperhatikan ku.
"Biasa saja kok, om" Balas ku dan diangguki.
"Jadi sudah jelas, kedatangan om Bagas ini ingin memperkenalkan kamu dengan anak laki-laki nya." Ucap ayah, aku hanya mengangguk malas.
"Nama nya Tirtayasa Radja Atmajaya. Anak laki-laki pertama kami. Jadi kurang lebih disini kami ingin meminta, Arisha Bestari anak perempuan satu-satu nya keluarga Bestari untuk bersedia menikah dengan anak laki-laki kami" Aku tersentak kaget.
"Arisha mau kan?" Tanya istri om Bagas. Bagaimana ini? Aku menatap ayah dan ayah malah mengkode ku dengan mengangguk.
"Tapi, sebelumnya saya minta maaf. Anak kami ini memiliki kekurangan dalam berkomunikasi. Dia tuna wicara. Tapi kami yakin, dia bisa menjadi imam yang baik untuk Arisha nanti." Aku melihat kearah laki-laki yang ada didepan ku ini. Dia menundukkan kepala nya. Entahlah kecewa mungkin? Tapi tidak, aku cantik begini kok kecewa.
"Tidak apa-apa. Kami memaklumi nya. Arisha bersedia menikah dengan Radja." Aku melotot tak percaya kepada ayah. Aku bahkan tidak menjawab apapun.
Ayah ini apa-apaan sih?! Anak gadis satu-satu nya kok malah dikorbankan?! Salah apa aku?
"Iya kan, Isha?" Tanya ibu. Dan bodohnya aku malah mengangguk.
"Allhamdulilah. Terimakasih Haris, Risma, Arisha. Kami akan mengatur pernikahannya untuk minggu depan" Ingin pingsan aku rasanya. Minggu depan yang benar saja????
Aku harap aku hanya bermimpi!
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute Husband
Romance"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢" ucapnya dalam bahasa isyarat. Dia mohon sambari menggenggam tangan sang istri. Sang istri menatap tangannya yang tengah digenggam oleh pria yang berstatus sebaga...