31. Cake

576 17 3
                                    

Maaf untuk typo

Aku kadang juga kesel sendiri sama Arisha

Tapi gatau kenapa aku jadi tambah kesel ke Radja

Semoga suka!

Happy reading!!

























Semalaman Radja tidur diluar—ralat, Radja tidak tidur semalaman. Dia mengintropeksi diri, apa yang dia lakukan sehingga membuat Arisha marah kepadanya.

Radja menepuk jidatnya keras lantaran ingat karena semenjak kehadiran kakaknya, dia jadi menganggurkan Arisha.

Arisha kan sedang hamil. Seharusnya dia lebih memperhatikan nya. Bukan nya tidak peduli pada nya.

Radja bangun dari sofa tempat tidurnya dan berjalan menuju ke kamar nya dan Arisha. Syukurlah, Arisha tidak mengunci pintunya. Radja bisa masuk dengan mudah.

Disana, Radja mendengar suara isakan kecil yang berasal dari dalam selimut.

Arisha tengah menangis.

Radja dengan pelan ikut naik keatas tempat tidur dan memeluk Arisha dari belakang.

Arisha yang sadar Radja ikut tidur bersama nya langsung secepat mungkin dia mengusap air matanya dengan kasar. Arisha berbalik badan dan menemukan Radja yang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Kenapa kesini? Kan aku udah bilang, aku pengen sendiri."

"Kamu kenapa?"

Mata Arisha kembali berkaca-kaca.

"Mas Radja nggak sayang lagi sama aku! Mas Radja nggak peduli sama aku! Seenggak berharga itu, ya aku bagi mas Radja?! Mas Radja lebih milih sama kak Tania daripada aku!"

"Aku istri nya mas Radja loh sekarang! Keluarga mas Radja bukan cuman ayah bunda ataupun kak Tania aja! Aku juga keluarganya mas Radja!"

"Tapi mas Radja sama sekali nggak peduli sama aku tadi! Aku sedih." Lirih Arisha diakhir berganti dengan suara tangisan yang  terdengar menyedihkan.

"Mas Radja juga nggak nyuapin kue itu tadi ke aku, kenapa tadi malah ke kak Tania? Aku istrinya mas loh?!"

"Aku ngerti kok kalau bunda yang pertama, tapi harus nya yang kedua atau ketiga itu aku! Aku istrinya mas Radja!!"

"Arisha, itu hanya kue. Saya bisa membelikan yang lebih banyak untuk kamu, yang lebih bagus untuk kamu."

"Nggak! Beda mas!"

"Aku tahu kok itu cuman kue. Bahkan mas Radja bisa membeli toko nya sekalipun kalau mas mau. Tapi buat aku nggak mas. Kue itu berarti buat aku."

"Seharusnya tadi aku kasih hadiah aku buat mas Radja. Tapi mas Radja malah nggak peduli sama aku. Kalau aja tadi mas Radja peduli sama aku dan memerhatikan aku. Aku bakalan kasih. Tapi nggak deh, aku nggak ada apa-apa nya kok."

"Kan, aku nggak penting. Gak guna, nggak berharga buat mas Radja. Jadi aku buang. Lagian, hadiah aku mungkin nggak berarti apapun buat mas Radja." Radja menggeleng.

"Tidak. Bukan begitu, Arisha. Kamu sangat berharga untuk saya. Jangan berpikiran seperti itu."

"Gimana aku nggak mikir gitu? Kalau begitu, artinya aku ini nggak ada arti apapun buat mas Radja, ya?"

"Bukan begitu"

"Lalu apa?!"

"Eksistensi aku dalam hidup mas Radja itu nggak ada kan?"

My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang