34. Somenthing bad

603 22 4
                                    

Maaf untuk typo

Mungkin agak banyak..

Aku usahain up terus 🥰

Happy reading!!
















"Gimana mas? Enak nggak?"

Mas Radja tersenyum dan mengangguk. Saat ini aku tengah mengantarkan makan siang untuk mas Radja.

Mas Radja sudah kembali bekerja seperti biasanya. Sebenarnya mas Radja melarang ku sih karena kandungan ku sudah berumur delapan bulan. Tinggal beberapa minggu lagi aku akan melahirkan.

Apalagi aku sekarang gampang lelah. Tapi tidak apa-apa. Yang terpenting mas Radja selalu makan tepat waktu. Mas Radja itu kalau tidak disuruh makan tidak makan.

Aku sudah angkat tangan soal penyakit gila kerja nya itu.


"Mas kalau mulutnya penuh jadi lucu. Pipi nya bulat."

Mas Radja tersenyum padaku sambil menunjukkan kedua pipi nya yang saat ini penuh dengan makanan yang aku suap kan untuk nya.

"Makan yang banyak ya mas." Mas Radja mengangguk.

"Bagaimana kalau semisal ini adalah hal dimana kamu terakhir menyuapi saya bagaimana?"

"Maksud mas?"

"Saya pengen makan sendiri kadang. Karyawan saya nanti bisa melihat dari pintu sana." Mas Radja menunjuk pintu kaca ruangan nya.

"Biarin, emangnya kenapa? Mas Radja kan suami aku. Wajar dong."

"Iya-iya, saya faham kok. Jangan cemberut."

"Habisnya sih, nyebelin."

Mas Radja tertawa pelan tanpa suara.

"Bercanda Arisha. Nanti kamu saya cium."

Aku langsung diam seketika.

Setelah makanan yang aku bawa habis aku memberikan mas Radja minum dan segera merapikan bekas makanan tadi.

"Oh ya mas. Nanti kita beli perlengkapan bayi yang belum ada ya?" Mas Radja lagi-lagi tersenyum dan mengangguk.

"Makasih mas"

Namun hal yang tidak aku sangka terjadi. Mas Radja beranjak dan segera merapikan meja dan juga menutup laptopnya.

"Mas mau kemana?"

"Merapikan meja saya."

"Tapikan belum waktunya pulang?"

"Saya ingin mengantar kamu. Jangan bertanya dulu, biarkan saya merapikan ini sebentar."


••

"Makasih banyak mas. Hehe, aku seneng deh. Akhirnya mas Radja pulang sore." Ucapku senang sambil berjalan dengan mas Radja.

"Kalau kamu lelah bilang saja. Biar saya gendong."

"Nggak kok mas. Kan aku memang minta jalan kaki. Aku lelah kalau harus duduk didalam mobil lagi."

"Baiklah, tapi kalau lelah bilang pada saya."

"Iya, mas"

My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang