Brakk
Bugh
Bugh
Radja meringis kesakitan saat sebuah pukulan mentah melayang pada rahang nya sebanyak dua kali.
Entah salah apa yang telah di perbuat hingga sekarang orang melihatnya dengan tatapan kebencian itu begitu benci pada nya.
Dirinya terkapar tak berdaya di tanah beraspal itu.
Duak
Radja kembali menahan sakit saat orang itu menendang lutut nya dengan begitu kuat. Arisha akan khawatir kalau dia pulang dengan keadaan kaki yang terseok-seok.
"Radja, kuperingatkan lagi. Berikan Arisha pada ku. Atau anak dalam kandungan nya yang akan menjadi korban." Radja membelalak.
"Kau tidak mau kan, terjadi sesuatu pada calon anak mu? Kalau tidak, berikan Arisha padaku setelah anak itu lahir."
--
"Mas, kenapa? Ayo dimakan nanti dingin nasi nya. " Radja tersadar dari lamunan nya dan menatap si pelaku.
Wajah cantik itu senantiasa tersenyum pada nya dan suara lembut itu selalu mengalun indah memasuki indra pendengaran nya.
Tak dapat terbayangkan, jikalau nanti nya senyuman dan suara indah itu tidak dapat lagi didengar oleh Radja.
"Mas kenapa? Kenapa tidak dimakan? Mau aku suapin?" Sontak Radja menggeleng.
"Lalu? Mas kenapa?" Radja kembali menggeleng dan tersenyum lalu lanjut memakan makanan nya.
"Kamu tidak ngidam lagi?" Radja mencoba mengalihkan topik.
"Kalau saat ini nggak deh mas. Gatau lagi kalo nanti."
"Kamu kalau ngidam jangan aneh-aneh. Saya sedikit kesulitan menurutinya." Arisha memajukan bibirnya.
"Yakan, yang pengen anak nya. Bukan aku. Gimana sih mas? Lagian kan, mas Radja yang bikin aku hamil."
Radja seketika tersedak.
"Loh-loh-?! Mas?" Arisha panik dan langsung memberikan minum kepada Radja.
"Mas kenapa?" Radja tidak menjawab, dia menunduk dengan pipi memerah yang sudah menjalar sampai telinga.
Arisha hanya tertawa kecil melihat Radja.
Sampai mereka berdua akhirnya selesai makan malam.
••
"Mas, aku beruntung deh punya mas Radja." Ujar Arisha tiba-tiba. Radja yang tengah sibuk mengetik pada laptop nya seketika menghentikan kegiatannya.
Radja langsung menutup laptop nya dan menaruh nya pada nakas.
"Kenapa?"
"Ya, aku merasa aja gitu. Mas Radja baik, mas Radja pengertian, mas Radja selalu sabar sama aku, aku seneng deh."
"Bukan kamu yang beruntung, tapi saya."
"Saya sangat beruntung menikah dengan kamu. Kamu wanita yang sempurna. Sangat sempurna dan mungkin saya tidak pantas mendapatkan kamu."
"Mas!"
"Iya Arisha. Saya sadar diri. Sejak awal saya memang tidak pantas."
"Arisha, bagaimana kalau setelah anak ini lahir kita bercerai'?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute Husband
Lãng mạn"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢" ucapnya dalam bahasa isyarat. Dia mohon sambari menggenggam tangan sang istri. Sang istri menatap tangannya yang tengah digenggam oleh pria yang berstatus sebaga...
