32. Accident

1.5K 57 3
                                        

Maaf untuk typo

Aku up lagi :)

Vote dan comment ya!

Happy reading!!





































"Mas Radja, udah dong. Udah kemarin juga kejadian nya. Aku gapapa."

"Jangan nangis dong mas. Beneran, aku nggak apa-apa."

"Udah ya?" Radja tetap kekeh menggeleng dan terus menenggelamkan wajah nya pada paha Arisha.

"Mas, lihat aku" Ucap Arisha dengan pelan. Radja menggeleng.

"Mas.." Radja akhirnya mendongak untuk menatap Arisha.

"Jangan nangis dong. Malu sama umur ihh, udah tua juga mau punya anak. Masa nangis kayak anak kecil. Lucu banget lagi kalau nangis." Arisha mengusap lembut rambut Radja.

Radja kalau menangis wajah nya sangat lucu dan menggemaskan. Bukan hanya mata dan hidung nya saja yang memerah tapi juga pipi nya.

Siapa yang tidak gemas?

Sudah kepala tiga tapi kelakuannya seperti bocah.

"Kamu benar. Saya salah. Saya memang jahat pada kamu."

"Saya suami yang buruk. Harusnya saya jauh lebih memperhatikan kamu." Radja menangis sampai terisak-isak.

Pertama kali Radja menangis sampai seperti ini. Arisha jadi ikut sedih.

"Seharusnya dihari ulang tahun saya yang kemarin itu, jadi ulang tahun saya yang paling bermakna. Tapi saya malah—" Radja tak sanggup melanjutkan kalimat nya dia sudah menangis kembali.

"Mas sudah. Aku gapapa kok. Lagian aku kemarin cuman sedang tidak baik saja suasana hati ku. Kan tahun depan bisa, ya?"

Radja menggeleng "tidak bisa"

"Aku gapapa loh. Lagian dede bayi nya juga nggak apa-apa."

"Tapi saya merasa saya suami dan ayah yang buruk. Jangan begitu, Arisha!"

Arisha menghela nafas sambil terus mengusap lembut kepala Radja dan menenangkan nya yang tidak berhenti menangis.

——

Dua minggu kemudian..

"Kenapa ada Janu dan Juna disini?" Ucap Arisha saat melihat Janu dan Juna berada di gendongan Radja. Dan sebuah paper bag ditangan Radja.

Jadi Radja baru saja selesai bekerja dan saat pulang dia sudah membawa  Janu dan Juna di gendongan nya.

"Tante cantik!" Seru mereka berdua dengan riang. Radja menurunkan mereka dan mereka berlari pada Arisha.

"Kami kangen tante cantik. Apa dede bayi nya sudah lahir?" Tanya Juna dengan penasaran.

"Belum dong. Ini masih diperut tante."

"Mama bilang kalau tante cantik harus banyak istirahat supaya tidak kelelahan."

"Iya. Mama bilang juga tante cantik harus makan makanan yang sehat. Om! Mana?" Janu dengan tangan kecil nya meminta pada Radja paper bag yang ada ditangan nya.

Radja tersenyum dan berjongkok untuk memberikan paper bag itu pada Janu.

"Terimakasih om." Ucapnya menampilkan deretan gigi susu nya yang tersusun rapi.

My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang