35. Don't cry of me

1K 27 4
                                    

Maaf untuk typo

Aku up lagi kan hehe..

Sebelumnya makasih buat vote dan komen nya..

Happy reading!!!



















































"Radja, kamu harus bertahan. Sebentar lagi. Tahan sebentar, ya." Ucap Bagas memberi semangat.

Radja tersenyum dan mengangguk.

Hingga rasa nyeri pada perutnya semakin terasa. Dan cairan merah kental itu keluar kembali dari dalam mulut Radja.

"Radja, bertahan sebentar lagi, nak. Kamu harus tahan sebentar, demi Arisha dan anak kamu."

"Kasihan sekali kamu, nak."

Bagas membantu para perawat untuk membawa Radja ke UGD. Bagas melihat Radja sudah tak berdaya, tak dapat melakukan apapun selain memuntahkan darah dari mulutnya.

Tentu saja Bagas sebagai seorang ayah melihat anak nya seperti itu merasa sangat cemas dan khawatir.

Walaupun Bagas seringkali bersikap acuh dan tidak peduli pada Radja, tapi percayalah Bagas sangat menyayangi Radja.

Semua tindakan yang dia lakukan adalah semata-mata karena dia sangat menyayangi Radja.

Radja memang anak laki-laki di keluarga Atmajaya yang di didik begitu keras oleh ayahnya. Sedikit ataupun sekecil apapun kesalahan yang di buat oleh Radja.

Bagas akan selalu memberikan sebuah hajaran dan juga solusi untuk nya.

"Radja, bertahan ya. Demi Arisha dan anak kamu." Hanya kata bertahan itu saja yang terus keluar dari mulut Bagas.

Dia tidak bisa melihat anaknya seperti ini.

Hati nya terasa sakit.




••

"Bunda, bagaimana ini?"

"Kamu yang sabar, ya sebentar lagi kita sampai."

Arisha panik bukan main. Kala dia mendengar kalau suami nya dilarikan kerumah sakit. Apa yang terjadi?

Kenapa sangat tiba-tiba?

"Bunda, aku takut"

"Kamu yang tenang ya, bunda ada disini. Kamu jangan terlalu mikir aneh-aneh ya, kamu sedang hamil tua." Dengan terpaksa Arisha mengangguk.

Bagaimana tidak khawatir?

Radja baik-baik saja tadi pagi, kenapa bisa seperti itu?





••

Mereka sampai di rumah sakit yang telah di katakan oleh Bagas. Hingga sampai disana Arisha dibuat memekik terkejut.

Keadaan Radja sangat mengenaskan.

Darah membasahi seluruh tubuhnya yang berbalut jas yang rapi itu.

Arisha menangis keras.

"Pagi tadi mas Radja nggak kenapa-kenapa kok. Kenapa jadi begini?"

"Hei, hei Arisha. Tenang, tenang. Jangan stress. Radja nggak apa-apa kok. Kamu yang tengah, jangan panik."

"Gimana aku nggak panik, ayah? Mas Radja keadaan nya seperti itu?!"

"Tadi pagi dia baik-baik aja kok."

"Iya, Arisha. Kita berdoa sama-sama ya, supaya Radja cepat sadar." Arisha mengangguk.

Semua doa ia rapalkan untuk Radja. Dia harap Radja tidak mengalami luka yang serius. Dan bisa cepat sadar kembali.





My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang