Maaf untuk typo
Lebih sedikit dari biasanya
Semoga suka...
Happy reading!!
Arisha pov
"Arisha, ayo dimakan dulu. Kamu belum makan loh dari kemarin." Bunda membujuk ku agar aku mau makan saat ini.
Tapi siapa yang bisa tega menelan sesendok nasi kalau di dalam sana mas Radja tengah berbaring tak sadarkan diri!
Aku hanya bisa menangis dan berdoa agar mas Radja cepat sadar.
Bunda memegang lengan ku dan tersenyum. Bunda sangat kuat, dia berusaha mungkin untuk tidak menangis didepan ku.
Aku takut kalau kejadian yang sama terulang lagi.
Aku takut kalau mas Radja akan seperti dulu.
Mas Radja kehilangan banyak darah.
Pengendara yang diduga menabrak mas Radja, dia menolong mas Radja untuk dibawa ke rumah sakit. Dia meminta maaf padaku. Tapi aku tidak memaafkan nya, karena itu bukan hak ku. Itu hak nya mas Radja mau memaafkan nya atau tidak.
Saat aku datang dirumah sakit bersama dengan ayah dan bunda. Aku seketika pingsan tak sadarkan diri.
Sebelum aku pingsan, aku melihat mas Radja yang sudah berlumuran darah separuh wajahnya dan juga baju nya.
Bagaimana aku tidak shock?!
Aku tidak mau terjadi apa-apa pada mas Radja. Sebentar lagi bayi kami akan lahir. Aku ingin mas Radja berada disamping ku, menemaniku untuk melahirkan anak ini.
••
"Arisha, jangan khawatir. Radja pasti baik-baik saja." Ucap kak Tania sambil mengelus punggungku.
"Bagaimana aku bisa tenang kak?! Mas Radja disana tidak sadarkan diri sudah lebih tiga hari! Bagaimana kalau mas Radja tidak kunjung sadarkan diri sampai anak ini lahir hah?!"
"Kalau saja waktu itu Janu dan Juna tidak datang kerumah pasti mas Radja masih berada disampingku!"
"Kakak juga tahu sendirikan riwayat penyakit nya mas Radja?! Bagaimana kalau mas Radja kenapa-kenapa? Bagaimana kalau——
Aku tak sanggup melanjutkan kalimat ku. Aku sangat takut terjadi sesuatu dengan mas Radja.
Mas Radja tidak boleh kemana-mana, dia hanya boleh bersama ku.
"Kakak minta maaf atas kenakalan Janu. Seharusnya waktu itu kakak tidak membiarkan mereka berdua ikut dengan Radja. Kakak juga tidak ingin Radja kenapa-kenapa." Setelah mengatakan itu kak Tania ikut menangis disampingku.
Ya Allah, sembuhkanlah mas Radja.
Anak kami masih membutuhkannya..
——
Kali ini adalah hari kelima mas Radja tidak sadarkan diri. Aku berharap banyak mas Radja segera sadar. Perutku semakin membesar, walaupun baru tujuh bulan tapi aku tidak bisa untuk menghadapi ini sendirian. Aku butuh mas Radja disampingku.
Aku berjalan menuju ke ruangan dimana mas Radja tengah berbaring tak sadarkan diri. Sebelum aku sampai dari jauh aku melihat kalau bunda dan ayah tengah berbincang-bincang dengan dokter.
Aku yang penasaran segera berjalan menuju mereka.
"Ee—dimana istri pasien?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My P̶̶e̶̶r̶̶f̶̶e̶̶c̶̶t Mute Husband
Romansa"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢" ucapnya dalam bahasa isyarat. Dia mohon sambari menggenggam tangan sang istri. Sang istri menatap tangannya yang tengah digenggam oleh pria yang berstatus sebaga...