"Memangnya abah mengizinkan untuk itu?" Ujung mata Kafka melirik abah yang juga telah menatapnya sekilas.
"Kamu nggak ingat urusan kita tadi, Ka?" kata abah seraya membuka kembali ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Kafka.
"Pesan abah nggak kamu baca, panggilan Abah nggak kamu angkat." Jeda tiga detik. "Dan tiba-tiba kamu kirim pesan kalau Gus Zaki yang badalin abah malam tadi," sambung Abah.
Kafka diam menunduk. "Maaf, Bah. Kan, tadi Kafka udah bilang nggak bisa."
"Bukan nggak bisa, tapi kamu nggak mau," balas Abah.
Umma menggeleng melihat perdebatan suami dan putranya itu, sedang Ayra terkekeh pelan karena ia tengah sibuk menidurkan Zayn di dalam gendongannya.
"Sudah, jangan dilanjut lagi. Nanti Zayn bangun," ujar Umma menimpali.
***
Sebelum menggapai mimpi, hal biasa yang semua santri putri lakukan adalah membicarakan tentang keseharian mereka. Entah itu curhatan isi hati atau cerita menarik lainnya bahkan lebih parahnya lagi berghibah. Tentu hal yang tidak dibenarkan tapi masih banyak orang yang hampir setiap hari melakukannya.
"Eh kalian tau, nggak?" tanya Adel seraya menatap langit-langit kamar.
"Enggak tau dan nggak mau tau. Pasti kamu mau ngajakin ghibah, kan?" tebak Farah menyahuti.
Adel terkesiap, ia menggeleng pelan walaupun tidak ada yang melihatnya karena kedua teman gadis itu berada di tempat tidur masing-masing.
"Ih, orang gue nggak mau ghibah, kok. Gue cuma mau cerita tentang se-menyebalkan apa hari ini."
Dari tempat tidur ujung Maya menyahuti.
"Kan, biasanya kalau kamu bilang, eh tau nggak? Ujung-ujungnya mau ghibah." Maya menjeda ucapannya."Ingat, ya, Del. Jauhilah kebanyakan prasangka karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sekalian berghibah (menggunjing) satu sama lain. Adakah seseorang di antara kamu sekalian yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang," (QS. Al-Hujurat:12).
"Iya, May. Jazakillahi khairan katsiir." Adel merubah posisi tidurnya menjadi duduk di pinggiran kasur, gadis itu menatap Farah dan Maya bergantian. Setelahnya, ia menceritakan kejadian apa yang sore tadi gadis itu alami di depan ndalem.
"Kalau aku dukung Gus Zayn," ujar Farah menanggapi cerita Adel.
"Kenapa jadi Gus Zayn? Gue lagi cerita tentang Gus Kafka sama Gus Zaki." Adel memberengut kesal.
"Kan tadi udah dibilangin sama Maya, jauhilah kebanyakan prasangka karena sebagian prasangka adalah dosa. Apa yang Gus Kafka dan Gus Zaki lakukan ya udah benar, tinggal bagaimana cara kamu menanggapinya, Del," balas Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA KIBLAT
Novela Juvenil📌Spin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat. *** Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung ja...